PONTIANAK, SP - Masyarakat seringkali dijumpai berbagai masalah
dalam penggunaan obat. Di antaranya ialah kurangnya pemahaman
tentang penggunaan obat tepat dan rasional, penggunaan obat bebas secara
berlebihan, serta kurangnya pemahaman tentang cara menyimpan dan membuang obat
dengan benar.
Sedangkan tenaga kesehatan masih
dirasakan kurang memberikan informasi yang memadai tentang penggunaan obat.
Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan bahwa 35,2 persen rumah tangga menyimpan obat untuk swamedikasi.
Dari 35,2 persen rumah tangga yang menyimpan obat, 35,7 persen di antaranya menyimpan obat keras dan 27,8 persen diantaranya antibiotik tersebut diperoleh tanpa resep.
"Hal ini memicu terjadinya masalah kesehatan baru,
khususnya resistensi bakteri," ujar Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr.
Nila Farid Moeloek, Sp.M (K) saat membuka Sosialisasi Gerakan Cerdas
Menggunakan Obat (Gema Cermat).
Program Gema Cermat yang telah
dicanangkan pada saat Pembukaan Pameran Pembangunan dalam rangka Hari Kesehatan
Nasional (HKN) ke-51 Tahun 2015 di Jakarta tanggal 13 November 2015 silam.
Resistensi Antibiotik Lebih
menjelaskan, kurangnya pemahaman masyarakat dan informasi dari tenaga
kesehatan, menyebabkan masyarakat menggunakan antibiotik tanpa supervisi tenaga
kesehatan.
Persepsi yang salah pada masyarakat dan
banyaknya masyarakat yang membeli antibiotik secara bebas tanpa resep dokter
memicu terjadinya masalah resistensi antibiotik.
Penggunaan obat bebas secara berlebihan
(over dosis), kejadian efek samping, interaksi obat atau penyalahgunaan obat,
seringkali terjadi pada masyarakat dan dapat menyebabkan masalah kesehatan
baru, ujar Menkes.
"Berdasarkan fakta yang ada, Kementerian Kesehatan
mendorong perlunya dilakukan upaya kesehatan berbasis masyarakat melalui pemberdayaan
masyarakat di berbagai bidang, salah satunya dalam peningkatan penggunaan obat
rasional," paparnya.
Masyarakat perlu memahami bahwa dalam
pelayanan kesehatan, obat harus digunakan secara tepat dan rasional, agar
mencapai efek pengobatan. Masyarakat seharusnya mendapatkan informasi yang
akurat dan memadai tentang obat yang digunakan.
"Gema Cermat sendiri merupakan upaya bersama antara
pemerintah dan masyarakat melalui rangkaian kegiatan dalam rangka mewujudkan
kepedulian, kesadaran, pemahaman dan keterampilan masyarakat dalam menggunakan
obat secara tepat dan benar," kata Menkes.
Gerakan ini bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menggunakan
obat dengan benar, meningkatkan kemandirian dan perubahan perilaku masyarakat
dalam memilih dan menggunakan obat secara benar, dan akhirnya akan meningkatkan
penggunaan obat secara rasional, termasuk antibiotik.
Gema Cermat adalah Gerakan Masyarakat
Cerdas Menggunakan Obat. Berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI Nomor
HK.02.02/MENKES/427/2015 GeMa Cermat merupakan upaya bersama pemerintah dan
masyarakat melalui rangkaian kegiatan dalam rangka mewujudkan kepedulian,
kesadaran, pemahaman dan keterampilan masyarakat dalam menggunakan obat secara
tepat dan benar.
"Untuk mari kita gunakan pemakaian obat secara
bijak. Kepatuhan dan pemahaman akan penggunaan akan menghindari dampak lebih
buruk dari pengobatan itu sendiri," pungkasnya. (mul/biz).