Potret post authorBob 24 April 2025

Belajar ke Pontianak, Kotawaringin Timur Lirik Potensi Lidah Buaya Siap Bangun Kolaborasi

Photo of Belajar ke Pontianak, Kotawaringin Timur Lirik Potensi Lidah Buaya Siap Bangun Kolaborasi Wakil Wali Kota Pontianak Bahasan berbincang dengan Wakil Bupati Kotawaringin Timur. Foto : Prokopim Pemkot Pontianak.

PONTIANAK, SP – Langkah kolaboratif ditunjukkan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Tak tanggung-tanggung, sebanyak 56 orang jajaran Pemkab melakukan studi tiru ke Pemerintah Kota Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar).

Rombongan dipimpin langsung Wakil Bupati Irawati dan disambut oleh Wakil Wali Kota Pontianak, Bahasan, di Ruang Rapat Wali Kota, kemarin.

Dalam suasana pertemuan yang penuh semangat, Irawati menegaskan bahwa kunjungan ini bukan sekadar jalan-jalan birokrat yang berbungkus kata “studi”. 

Ada niat dan arah yang jelas yakni menjajaki kerja sama lintas daerah. Tujuannya tak lain, saling belajar dan saling menguatkan, demi masyarakat di akar rumput.

“Kami ke sini bukan untuk menjadi pesaing. Kami datang untuk belajar dan berkolaborasi,” tegas Irawati. Nada suaranya memberi sinyal bahwa kunjungan ini bukan simbolik belaka.

Pontianak dipilih bukan tanpa alasan. Irawati menilai karakteristik geografis, sosial, hingga tantangan pembangunan Kota Pontianak tak jauh beda dengan Kotawaringin Timur.

Maka, menurutnya, sinergi adalah kata kunci. Salah satu sektor yang disorot adalah pemberdayaan UMKM melalui peran aktif Dekranasda.

“Termasuk potensi besar di sektor budidaya lidah buaya. Ini punya nilai ekonomis tinggi kalau dikelola serius,” tambah Irawati.

Wakil Wali Kota Bahasan menyambut baik semangat studi dan kolaborasi ini. Ia menyoroti pentingnya sinergi antara eksekutif dan legislatif. Bukan sekadar datang ramai-ramai, tapi datang dengan visi bersama.

“Kolaborasi harus seiring sejalan. Kalau tidak, pembangunan daerah cuma jadi wacana di meja rapat,” ujarnya lugas.

Bahasan juga menekankan, studi banding bukan ajang seremonial. Ada ekspektasi hasil nyata. OPD diminta jangan cuma ‘meniru’, tapi harus bisa mengadopsi dan mengadaptasi inovasi sesuai kebutuhan lokal.

Di sisi lain, Pontianak sendiri terus menggenjot sektor UMKM sebagai mesin utama penggerak ekonomi. Bahasan tak menutup-nutupi kenyataan: Pontianak tak punya tambang, tak punya perkebunan besar.

“Kita hidup dari sektor barang dan jasa. UMKM adalah andalan kami dalam menaikkan PAD,” ujarnya menutup pertemuan. (din)

 

Keywords

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda