Potret post authorBob 29 Desember 2020

Pesawat N219 Buatan indonesia Sudah Lolos Sertifikasi, Ini Spesifikasinya

Photo of Pesawat N219 Buatan indonesia Sudah Lolos Sertifikasi, Ini Spesifikasinya Pesawat N219 Buatan indonesia Sudah Lolos Sertifikasi, Ini Spesifikasinya

JAKARTA, SP - Setelah tertunda cukup lama, Indonesia akhirnya memiliki pesawat terbang yang telah menyelesaikan sertifikasi dari otoritas penerbangan. Dia adalah Pesawat N219, yang  diberi nama Nurtanio oleh Presiden Jokowi.

Pesawat N219 adalah buatan lokal, kolaborasi antara PT Dirgantara Indonesia (DI) dan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan).

Nurtanio telah menyelesaikan rangkaian pengujian sertifikasi dari Otoritas Kelaikudaraan Sipil Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Kementerian Perhubungan RI.

"Hasil pengujian DKPPU, pesawat N219 dinyatakan memenuhi CASR Part 23 (Airworthiness Standards for Aeroplanes in the Normal, Utility, Acrobatic or Commuter Category)," ujar Direktur Teknologi & Pengembangan PT Dirgantara Indonesia (DI), Gita Amperiawan dalam rilisnya.

Berdasarjan laman resmi PT Dirgantara Indonesia, N-219 dibuat dengan tujuan untuk menghubungkan wilayah-wilayah terpencil yang ada di Indonesia.

Pesawat ini dapat mengangkut 17-19 penumpang, dengan kapasitas muatan 2.313 kilogram.  Mengenai kemampuannya, pesawat ini memiliki kecepatan jelajah maksimum hingga 210 knot atau 388 kilometer per jam. 

Tercapainya konektivitas antar wilayah ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi kerakyatan dan memelihara pertahanan juga keamanan di daerah terpencil.

Oleh karena itu, kemampuan juga badan pesawat ini dirancang sedemikian rupa untuk bisa menjadi moda transportasi yang andal menjangkau wilayah-wilayah terpencil. Misalnya, memiliki kemampuan terbang di daerah pegunungan dengan tinggi lebih dari 1.800 meter, terbang di tengah cuaca yang berubah-ubah, disiapkan juga dalam bentuk amfibi agar bisa mendarat di perairan.

Versi amfibi juga dipersiapkan, mengingat banyak wilayah Indonesia yang berada di sekitar atau di tengah perairan.

Dengan koefisien gaya angkat maksimum sayap utama yang besar, N-219 bisa tetap stabil saat terbang dengan kecepatan rendah di antara gunung-gunung.

Tidak hanya itu, dikutip dari kompas.com, Senin (28/12), di darat pesawat ini hanya membutuhkan landasan pacu kurang dari 600 meter untuk bisa mendarat dengan sempurna.

Bahkan, N-219 disebut bisa mendarat meskipun hanya di landasan pacu yang berupa tanah yang dicangkul. Untuk mendukungnya sebagai pesawat penghubung wilayah terpencil, pesawat ini dilengkapi dengan berbagai kebutuhan misi, mulai dari Troop Transportation, konfigurasi Medical Evacuation, Cargo Transportation, Surveillance, dan Search and Rescue (SAR).

N-219 menjadi pesawat dengan penampang kabin terbesar di kelasnya yang dilengkapi dengan pintu kargo yang lebar. Sistem yang digunakan dalam pesawat ini juga sudah lebih canggih dari jenis pesawat yang dikembangkan sebelumnya. Yakni menggunakan teknologi elektronik dan avionik.

Pesawat Nurtario ini dilengkapi dengan teknologi terrain alerting and warning system untuk memberi pandangan 3 dimensi bagi pilot.

Pesawat kebanggaan Indonesia yang didesain dan dirancang oleh perekayasa dari Lapan itu bermesin ganda tipe baling-baling dan telah dilengkapi dengan sistem mekanis untuk penggerak dan kemudi.

Demi menekan tingginya biaya produksi, pesawat ini dibuat menggunakan komponen lokal. Persentasinya bisa mencapa 44 persen dari total komponen yang digunakan merupakan komponen yang berasal dari dalam negeri.

Prosentase ini akan terus ditingkatkan hingga mencapai 55-60 persen penggunaan komponen lokal.

Spesifikasi Kapasitas penumpang 17-19 orang. Kapasitas muatan2.313 kilogram Panjang badan: 16,49 meter Rentang sayap: 19,50 meter Tinggi kabin: 1,7 meter Lebar kabin: 1,8 meter Bobot Take Off Maksimum (MTOW): 7.030 Kg Max. Kapasitas bahan bakar: 1.600 Kg Jangkauan Maksimum dengan Bahan Bakar Maksimum: 1.533 kilometer Lepas Landas: 435 meter Jarak Pendaratan: 509 meter Kecepatan Jelajah Maksimum: 388,82 kilometer per jam Mesin: Pratt & Whitney PTG-42A, 850 Shp Propeller: Hartzel, 4 bilah baling-baling. (pas/ril/mer)

 

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda