Sambas post authorKiwi 27 September 2021

KJRI Kuching Minta Pemkab Antisipasi Varian Baru Covid-19

Photo of KJRI Kuching Minta Pemkab Antisipasi Varian Baru Covid-19 Kepala Perwakilan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kuching, Yonny Tri Prayitno melakukan silaturahmi dengan Pemerintah Kabupaten Sambas di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Aruk, Kecamatan Sajingan Besar, Sabtu (25/9).

 

SAMBAS, SP - Kepala Perwakilan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kuching, Yonny Tri Prayitno melakukan silaturahmi dengan Pemerintah Kabupaten Sambas di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Aruk, Kecamatan Sajingan Besar, Sabtu (25/9).

Yonny memberikan pesan khusus kepada Satgas Covid-19 Kabupaten Sambas yakni mengantisipasi agar PLBN Aruk tidak menjadi pintu masuk varian Covid-19 baru yakni varian MU.

Sebagai Ketua Satgas, kata dia, Bupati Sambas harus waspada. Tidak hanya menjaga pintu masuk batas negara yang resmi, namun juga menjaga yang tidak resmi.

"Jalur tikus itu yang membuat kita sulit untuk mendeteksi dan mengantisipasi. Pak Presiden berpesan agar pintu masuk negara dijaga ketat jangan sampai jadi pintu masuk varian baru yakni varian MU," katanya.

Dengan munculnya varian baru Covid-19 tersebut, kata Yonny, otomatis PLBN Aruk akan jadi sorotan semua pihak, selain PLBN yang lainnya di Indonesia. Apalagi di masa pandemi ini, banyak Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang masuk melalui jalur tikus.

"Untuk mencegahnya, harus ada interkoneksi antar KJRI, PLBN dan Pemda. Kami merasa selama ini masih ada masyarakat yang masuk ke Malaysia melalui jalur tikus. Itu dikarenakan kurangnya pemahaman mereka tentang PMI yang sesuai prosedural. Jika mereka terus keluar masuk lewat jalur tikus, varian MU bisa lolos dari sana," tuturnya.

Sementara itu, Bupati Sambas, Satono mengatakan, progres penanganan pandemi Covid-19 di Kabupaten Sambas selalu dia sampaikan ke Gubernur Kalbar, Wantannas RI dan Menteri Perhubungan. Dia mengakui, banyak kendala yang dihadapi pemerintah daerah dalam penanganan pandemi Covid-19 terhadap PMI.

"Kita akui fasilitas tidak memadai. Lokasi karantina kita masih minim fasilitas. Ditambah lagi banyak PMI yang keluar masuk Malaysia lewat jalur tikus. Tapi saya apresiasi Satgas Covid-19 Sambas, mulai dari pemerintah daerah, TNI, Polri semuanya tidak pernah berhenti bekerja dan selalu siaga," katanya.

Orang nomor satu di Sambas itu mengatakan, saat ini Sambas kembali naik jadi zona oranye dan menerapkan PPKM Level 3. Sebelumnya, Sambas pernah zona merah dan turun ke zona kuning. Satgas Covid-19, selalu gencar mensosialisasikan vaksinasi massal ke masyarakat.

Namun, kata Satono, yang menjadi masalah adalah ketika masyarakat sedang bersemangat untuk divaksin, ternyata stok vaksin di daerah tidak mencukupi. Oleh karenanya, dia sudah sering mengatakan agar Pemprov Kalbar menambah stok vaksin untuk Sambas.

"Sekarang Sambas kembali lagi zona oranye. PPKM Level 3 diberlakukan. Tapi tidak apa-apa, walaupun kita berharap Sambas zona hijau. Kita sebenarnya masih minim cakupan vaksinasi. Hal itu disebabkan karena barangnya tidak ada," katanya.

"Saya sudah bilang, vaksin itu tidak bisa dibagi rata. Populasi masyarakat di Sambas itu terbesar kedua setelah Kota Pontianak. Tiga kali lipat penduduk Kota Singkawang. Sudah pasti kebutuhan kita lebih banyak," sambungnya.

Satono tak menampik, selama masa pandemi, PMI keluar masuk Sambas-Malaysia dari jalur tikus. Itulah yang selama ini menjadi tantangan semua stakeholder. (noi)

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda