Sambas post authorKiwi 26 November 2021

Bupati Mualaf Tionghoa Gemakan jaran Agama di Sambas

Photo of Bupati Mualaf Tionghoa Gemakan jaran Agama di Sambas

SAMBAS, SP - Mewujudkan visi dan misi pemerintahan menuju Sambas Baru Berkemajuan, Bupati Sambas, Satono mengimbau agar masyarakat bisa meluangkan waktu untuk membaca kitab suci sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.

Imbauan ini diharapkan dapat dilaksanakan sebelum memulai pembelajaran bagi siswa dan mahasiswa, serta Aparatur Sipil Negara (ASN) yang ada di Kabupaten Sambas sebelum mulai bekerja.

Dalam Surat Edaran (SE) Bupati Sambas Nomor: 400/118/Kesra-A tanggal 24 November 2021 tentang Himbauan Gerakan Sholat Berjamaah dan Literasi Kitab Suci Bagi Siswa/Siswi, Mahasiswa/Mahasiswi dan ASN di Kabupaten Sambas.

Ia juga mengimbau agar seluruh siswa dan mahasiswa, serta ASN untuk menghentikan semua aktivitas dan melakukan salat berjemaah, saat azan berkumandang bagi yang beragama Islam.

Tiga poin imbauan tersebut, dalam rangka upaya mendukung program Pemerintah Kabupaten Sambas untuk meningkatkan kualitas kehidupan beragama melalui Program Bentuk Iman dan Pembangunan Karakter Budi Pekerti Anak Sambas.

Imbauan Bupati Satono ini sebenarnya juga serupa dengan program Bupati Sambas sebelumnya, Atbah Romin Suhaili pada tahun 2019.

Saat itu telah di-lauching secara resmi Pencanangan Membaca Kitab Suci Sebelum Belajar, dan Program Baca Quran Sebelum Bekerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sambas.

Sambas yang pernah dikenal sebagai Serambi Mekah-nya Kalimantan Barat ini pernah melahirkan ulama-ulama besar, diantaranya Syekh Ahmad Khatib Sambas dan Muhammad Basuni Imran.

Tidak heran jika Sambas merupakan lumbung qori dan qoriah. Apalagi seperti pernah disampaikan Bupati Satono, jumlah umat muslim juga sangat besar, yakni kurang lebih 86 persen.

Mirisnya, potensi tersebut tidak sejalan dengan raihan prestasi dalam event kompetisi keagaman. Salah satu indikatornya adalah Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-XXVIII tingkat Provinsi Kalbar di Kabupaten Sekadau yang lalu. Selain tidak lagi sebagai juara, peringkat Sambas justru di bawah Landak dan Bengkayang.

Prestasi yang belum maksimal itu, kata Bupati Satono saat menghadiri Rapat Persiapan Bersama Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) dan OPD terkait di Kantor Bupati Sambas, Senin (20/9), sungguh bertolak belakang dengan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di Kabupaten Sambas. Bisa dikatakan terjadi penurunun akhlak warga Sambas yang dulu dikenal taat beribadah dan selalu jadi pemenang MTQ se-Indonesia.

Membudayakan Kebaikan

Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Persaudaraan Sambas Serantau (DPP PASS), Manto Saidi mengapresiasi kebijakan yang dilakukan Bupati Sambas tersebut.

Menurutnya bahkan jika memungkinkan setiap penganut agama atau kepercayaan juga harus memahami apa yang dibacanya tersebut. 

"Dengan demikian pemahaman dan kesadaran mereka akan meningkat, kualitas mental mereka juga semakin kuat dalam rangka mendukung visi Bupati dan Wakil Bupati untuk mencapai Sambas Berkemajuan," ucapnya.

Ia menambahkan, kebijakan Bupati Sambas tersebut harus dimulai dari kalangan para pejabat tertinggi untuk memberikan contoh atau tauladan. Hingga akhirnya jika sudah membudaya maka masyarakat luas juga akan terikut.

Dirinya menyebutkan kondisi Kabupaten Sambas saat ini sudah sangat berbeda dengan dahulu.

Warga Sambas dulu identik dengan taat beribadah dan pandai mengaji, sehingga menjadi lumbung qori dan qoriah namun saat ini kondisi tersebut sudah berbeda.

"Kondisi ini tidak sepenuhnya dampak dari perkembangan teknologi. Faktor internal keluarga yang semakin longgar dalam menanamkan nilai-nilai agama justru menjadi penyebab utama," jelasnya.

Dikatakannya tergerusnya budaya lokal oleh budaya asing malah lebih dominan. Dikarenakan penanaman nilai-nilai spiritual kurang agresif sejak dini.

Sehingga anak-anak yang secara psikologis masih berada pada usia muda. Lalu tahap replikasi dan imitasi dalam hidupnya mengambil patron yang salah. "Maka solusinya tanamkan nilai-nilai kultural spiritual sejak dini," katanya.

Bentuk Karater Moral

Dikatakan Bupati Sambas, H. Satono, latar belakang dari terbitnya SE Bupati tersebut merupakan upaya untuk merealisasikan visi misi Pemkab Sambas.

Surat edaran No. 400/118/Kesra-a tentang Himbauan Gerakan Sholat Berjamaah Dan Literasi Kitab Suci Bagi Siswa/I, Mahasiswa/I Dan ASN Di Kabupaten Sambas adalah sebagai manifestasi dari Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Sambas, di mana di antaranya adalah terwujudnya Sambas yang beriman, kemandirian, maju dan berkelanjutan.

Visi beriman bermakna adalah kondisi kehidupan masyarakatnya yang agamis, beriman dan takwa pada allah (Tuhan YME), taat dan tertib hukum serta penyelenggaraan pemerintahan yang good and clean government.

"Sasaran yang ingin dicapai adalah selaras dengan misi meningkatkan kualitas kehidupan yang agamis pada semua lini kehidupan dalam bingkai persatuan antar elemen masyarakat," jelas Bupati, Jumat (26/11).

Ditambahkan Bupati, bagaimana mengimplementasikan SE Bupati Sambas tersebut serta bagaimana pengawasan dan evaluasinya tidaklah tampak secara langsung, namun ianya akan membentuk karakter masyarakat Kabupaten Sambas.

"Pendidikan agama tidak secara langsung membentuk karakter moral manusia. Harus melalui proses dalam keluarga dan sekolah. Pendidikan agama dalam sekolah harus membuat manusia menjadi pribadi bermoral dan bertanggung jawab. Salah satu sumber yang wajib digunakan dalam pendidikan agama adalah kitab suci," paparnya.

Setiap agama pasti memiliki kitab suci yang dijadikan pedoman dalam menjalankan ibadah dan kehidupan beragama bagi umatnya. Dengan membaca kitab suci bagi siswa/i, mahasiswa/i dan ASN, akan meningkatkan nilai keimanan dan keyakinan terhadap agama dan kepercayaannya masing-masing.

Pemerintah Daerah menghimbau bagi siswa/i, mahasiswa/i dan ASN di Kabupaten Sambas melakukan kegiatan membaca kitab suci sebelum belajar/bekerja dan menghentikan aktivitas saat adzan berkumandang dan melaksanakan sholat bagi yang beragama Islam," jelasnya.

"Saat ini pengawasan diserahkan sepenuhnya kepada  Kepala Sekolah dan Kepala Unit Kerja disetiap kantor, dengan didasari keinginan adanya kebaikan saya yakin semua fihak akan menerima dengan hati yang baik," sambungnya.

Menurut Bupati Satono, ketaatan dan nilai karakter religius sangat berkaitan erat, dan pemerintah bertugas untuk menyiapkan sarana ibadah yang memadai.

"Menurut hemat saya, ketaatan beribadah berhubungan erat dengan Nilai Karakter Religius, nilai ini mencerminkan ketakwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan selalu giat dan ikhlas dalam beribadah. Pemerintah maupun swasta telah menyiapkan sarana-sarana ibadah yang didukung fasilitas yang memadai, apabilapun terdapat degradasi hanyalah sebagian kecil yang lebih disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan pemahaman terhadap ajaran yang dianutnya," papar Bupati.

Gencarkan Peran LPTQ

Ditanya mengenai penurunan prestasi Sambas dalam MTQ tingkat Kalbar memilukan, serta apa saja upaya untuk meningkatkannya Bupati mengatakan Pemda Sambas akan mendukung program LPTQ.

"Pemkab Sambas dan Legislatif  akan memenuhi keinginan LTPQ untuk memajukan prestasi Kabupaten Sambas dan siap mendukung penuh keinginan LPTQ, dengan syarat prestasi yang didapat harus sesuai dan membanggakan.

Dukungan pendanaan untuk pelaksanaan MTQ dapat menjadi prioritas bersama antara Pemerintah Daerah dengan lembaga wakil rakyat untuk mendukung LPTQ mewujudkan prestasi yang terbaik.

"Legislatif siap membantu sesuai tugas fungsi atau kewenangan yang dimiliki. Apalagi dengan julukan Kabupaten Sambas adalah serambi Makkah, sudah selayaknya, perhatian terhadap dakwah atau syiar islam mendapat dukungan penuh," paparnya.

Hentikan Aktivitas

Aktivitas perkantoran diharapkan untuk dihentikan saat azan berkumandang dan segera menunaikan.

Imbauan tersebut disampaikan Bupati Sambas, H. Satono, Kamis (24/11). Selain himbauan tersebut. Bupati juga menghimbau untuk menggalakkan shalat berjamaah dan literasi kitab suci bagi siswi mahasiswa dan ASN.

"Hal ini adalah untuk mendukung program pemerintah daerah kabupaten Sambas dalam meningkatkan kualitas kehidupan beragama melalui program bentuk imam dan pembangunan karakter Budi pekerti anak Sambas," ungkapnya.

Maka seluruh siswa, mahasiswa untuk dapat membaca kitab suci sesuai agama dan kepercayaan masih-masing melalui pembelajaran.

"Untuk ASN untuk dapat membaca kitab suci sebelum bekerja," ujarnya.  

Apresiasi Program

Tokoh Masyarakat, Saiban mengatakan imbauan membaca kitab suci bagi ASN, pelajar sebelum memulai kegiatan adalah hal positif yang seharusnya mesti dilakukan oleh pemimpin.

"Ketaqwaan seseorang serta ketaatan beribadah merupakan sikap yang tumbuh dari individu tersebut, akan tetapi satu diantara penyebabnya adalah keberadaan lingkungan yang mendukung, implementasi membaca kitab suci Al-Qur'an serta kitab lainnya untuk yang non muslim adalah upaya menciptakan lingkungan tersebut, saya kira ini adalah langkah baik yang dilakukan oleh seorang pemimpin," katanya.

Kabupaten Sambas, kata dia mesti mencetak para kafilah yang handal, ini diperlukan upaya berjenjang sehingga bakat bakat akan tampak.

"Kita bisa memulai dengan mencari bibit yang baik, saya kira sangat diperlukan adanya kegiatan-kegiatan perlombaan melantunkan ayat suci Al-Quran usia dini, meskipun itu surat-surat pendek, lomba adzan dan sebagainya untuk usia anak-anak," katanya.

"Pertama dari kegiatan tersebut kita ingin menjadikan kemampuan membaca Al-Quran dengan baik adalah prestasi yang membanggakan bagi mereka, ini diperlukan mengingat begitu luasnya dampak negatif kemajuan teknologi yang membuat anak-anak kita tidak bisa membaca Al-Quran, dari sini tentu akan terpantau calon-calon kafilah berkualitas, LPTQ harus membimbing dan menjadikan mereka kafilah kebanggaan Kabupaten Sambas yang mampu berprestasi tinggi," ujarnya.

Dukung 11 Inovasi Pemkab di IGA 2021

KETUA DPRD, H. Abu Bakar SPd, menyatakan dukungannya kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sambas, dalam penilaian Inovative Government Awards (IGA) 2021 yang dipresentasikan oleh Bupati Sambas H Satono di Jakarta, Kamis (25/11).

Ia mengatakan, kehadiran langsung Bupati Sambas memberikan pemaparan terkait inovasi unggulan itu langsung dihadapan Pejabat Balitbang dan Tim Penilai Kemendagri. Adalah bukti keseriusan Pemda Kabupaten Sambas, menghadirkan inovasi-inovasi yang bermanfaat bagi semua.

“DPRD Kabupaten Sambas sangat mengapresiasi usaha Pemda Kabupaten Sambas menghadirkan inovasi-inovasi yang baik. Karena kita tahu, itu semua untuk kebaikan bersama, untuk mempercepat akselerasi pembangunan dan kesejahteraan di Kabupaten Sambas,” ujar H Abu Bakar.

Abu juga menjelaskan, IGA merupakan ajang bergengsi. Tetapi jauh dari itu semua, menurut legislator Partai Gerindra ini, IGA merupakan wadah bagi SDM kabupaten Sambas terutama dijajaran ASN berinovasi memberikan yang terbaik.

“Nilai plusnya adalah, SDM kita didorong untuk berinovasi seluas-luasnya, sebanyak-banyaknya. Nah inovasi yang dihadirkan itu, kita harapkan bermuara pada kesejahteraan bagi masyarakat kita dan bagi daerah kita. Sehingga visi misi Sambas Berkemajuan semakin mudah kita wujudkan bersama,” tegasnya.

Menurutnya, 11 inovasi unggulan yang dijabarkan Bupati dihadapan Tim Balitbang Kemendagri, sudah mewakili aspek-aspek yang ada dalam pencapaian visi misi Pemda Kabupaten Sambas saat ini.
H Abu Bakar berharap, inovasi tersebut terus berlanjut dan berkembang menyesuaikan dinamika kehidupan bermasyarakat dan euforia tata kelola pemerintahan.

“Kami dari lembaga DPRD, sesuai tugas dan fungsi kami sebagai wakil rakyat, apapun itu yang bernilai, berdampak baik bagi masyarakat, pasti kami dukung. Apalagi apa yang dihadirkan Pemda Kabupaten Sambas dalam inovasi ini, banyak yang menyentuh langsung ke masyarakat, harapan kami juga, semoga Kabupaten Sambas menjadi yang terbaik dan paling inovatif,” pesan Ketua DPRD.

Masih terkait program yang sama, Sekretaris Komisi 2 DPRD Kabupaten Sambas, Erwin Johana mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh Pemda Kabupaten Sambas yang menginisiasi Kampung Zero Pengangguran di Kecamatan Jawai Selatan, dengan menggali potensi wisata Pantai Bahari Jawai yang dikelola BUMDes dan Pokdarwis.

"Kita apresiasi sekali, dengan aktifnya pariwisata maka membuka peluang kerja yang sangat besar bagi masyarakat setempat," ujarnya, Jumat 26 November 2021.

Kata dia, saat Pandemi Covid-19 banyak sektor yang terdampak Covid-19. Makanya, perlu ada terobosan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Pandemi telah menggerus sektor-sektor potensial perekonomian kita. Jadi untuk itu, kita juga mesti menggali potensi yang baru untuk menopang pertumbuhan ekonomi kita kedepan," katanya.

"Karenanya, sektor pariwisata ini adalah salah satu sektor yang kita lihat bisa menggerakkan perekonomian masyarakat dari arus bawah untuk tumbuh kembali," sambungnya.

Menurut dia, tidak hanya di Jawai Selatan yang bisa di gerakkan kampung Zero Pengangguran. Tapi Kecamatan lainnya dia ungkapkan juga bisa, seperti Desa Wisata Temajuk dan Desa Wisata Sumber Harapan.

"Ada lagi kampung lain yang bisa kita gerakkan, sebut saja Temajuk, lalu Sumber Harapan dengan tenun Sambas yang mereka miliki dan desa lainnya yang juga punya potensi yang sama," tutupnya.

Sebelumnya Bupati Sambas H Satono S.Sos I, MH, mengikuti presentasi kepala daerah inovatif kategori kabupaten kota. Bupati hadir langsung di Badan Penilitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri di Jakarta dalam rangka mengikuti tahapan penilaian dihadapan Pejabat dan Tim Penilai Balitbang Kemendagri, Jakarta, Kamis (25/11).

Adapun Bupati didukung penuh Pimpinan DPRD, Sekda, dan beberapa pejabat Eselon II dan Teknis, memberikan paparan tersebut. Presentasi itu sebagai tahapan penilaian Inovative Government Awards 2021 Kementerian Dalam Negeri yang diikuti Kabupaten Kota seluruh Indonesia.

Tahun 2021 ini, Pemerintah Kabupaten Sambas dalam ajang IGA tersebut, mendaftarkan 11 inovasi yang telah mengikuti seleksi dan pembahasan ditingkat Kabupaten.

11 Inovasi unggulan tersebut di antaranya Taman Wisata Bahari, Salam Tasbara atau Pasar Belampar di Batas Negara, Ekspor Itu Mudah. Kemudian Bu Naga Salin, Teknologi Moraga, Insanak atau internet Pedesaan Akomodatif, Fespa atau Penyelamatan Penyu di Perbatasan, Budikdamber atau Pramuka Jaya Warga Binaan Sejahtera, Sikeran atau Siaga Kekerasan Anak, serta Peran Serta Masyarakat Dalam pengelolaan Sampah dan Simelon Terasi, atau satu desa satu pangkalan gas melon.

Bupati Sambas, Satono, memaparkan sejumlah inovasi yang telah diterobos selama pemerintahan Satono-Rofi saat presentasi dalam lomba kepala daerah inovatif kategori kabupaten dan kota 2021 yang digelar oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Dalam Negeri (Balitbang Kemendagri) di Jakarta Pusat, Kamis (25/11).

“Ada sebelas inovasi unggulan yang dipilih untuk dilaksanakan, yang mana menurut saya itu punya kekuatan untuk membawa Sambas lebih berkemajuan dan bisa menjadi solusi peningkatan ekonomi kerakyatan bagi masyarakay perbatasan ditengah terpaan pandemi Covid-19,” katanya.

Satono mengatakan, dari sebelas inovasi tersebut, sepuluh diantaranya konsen kepada upaya pemerintah bagaimana meningkatkan ekonomi masyarakat mulai dari program pembangunan peningkatan ekonomi dengan memanfaatkan sumber daya alam berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Pertama ada taman wisata bahari di Kecamatan Jawai yang dikelola oleh BUMDES dan Pokdarwis, pendampingan Disparpora  dengan tema kampung zero pengangguran.

“Di masa pandemi ini, Sambas menjadi penyumbang Pekerja Migran Indonesia terbesar di Kalbar, berdasarkan data ada 75 ribu PMI yang kembali dan dipulangkan melalui PLBN Aruk. Belum lagi yang pulang lewat jalur tikus, mungkin keseluruhan mencapai 100 ribu orang,” terangnya.

Hal itu kata Bupati Sartono telah menjadi PR besar bagi Pemda Sambas, bagaimana mengatasi angka pengangguran yang dipastikan meningkat akibat pulangnya PMI dari Malaysia. Mereka harus berdaya dan bekerja.Bupati Satono mengatakan, Dinas Pariwisata Sambas telah membuat Kampung Zero Pengangguran di Jawai Selatan, dengan menggali potensi wisata Pantai Bahari Jawai Selatan yang dikelola BUMDes dan Pokdarwis di sana.

“Kita mendorong bagaimana PMI yang pulang dari Malaysia ini diberdayakan sehingga mengurangi pengangguran yang ada. Ketika saya ke Jawai Selatan, bertanya bagaimana kondisi masyarakat setelah kembali dari luar negeri, mereka ternyata betah, karena jelas pemasukannya, mampu menutupi biaya hidup dan biaya sekolah anak mereka,” ujarnya.

Kemudian kata Bupati Satono, ada yang namanya Festival Pesisir Paloh (Fespa) yang mana tujuannya adalah meningkatkan minat dan frekuensi kunjungan wisatawan ke Desa Temajuk, Paloh. Selama ini kata dia, keindahan Temajuk sebagai surga di ekor Borneo kurang terekspose. Padahal potensinya tidak kalah dengan Bali dan objek wisata di Pulau Jawa lainnya.

“Pantai Temajuk itu indah sekali, tapi sayang berlum terekspose maksimal, beberapa waktu lalu saya sampaikan langsung ke Menparekraf, Pak Sandiaga Uno, untuk datang ke Sambas, karena kami di perbatasan paling utara dari Pontianak, jarang sekali dikunjungi pejabat tinggi,” ucapnya.

Bupati Satono mengatakan, fasilitas umum, infrastruktur jalan dan listrik adalah kendala utama di Desa Temajuk. Hal itu berdampak besar bagi dunia pendidikan anak selama masa pandemi Covid-19 karena tidak ada listrik, anak-anak sekolah kesulitan belajar daring.

Dalam event Fespa kata Bupati Satono, pemerintah juga berupaya melestarikan keanekaragaman hayati seperti melepas anak penyu (tukik) dari penangkaran. Sebab, sepanjang bibir pantai di Paloh adalah habitat penyu untuk bertelur.

Bupati Satono mengatakan, Dinas Perkim LH juga membina masyarakat agar ikut serta dalam pengelolaan sampah di Kecamatan Pemangkat.

Sinergi yang baik antara pemerintah dan pegiat lingkungan akan menjadikan Kota Pemangkat bersih dan asri.Selanjutnya ada One Village One Product (OVOV) yang sedang digenjot oleh Pemda Sambas.

Salah satu yang diunggulkan adalah potensi buah naga di Jawai. Bupati Satono mengatakan, satu desa harus ada satu produk unggulan lokal, yang bersinergi dengan investasi dan didukung oleh inovasi.

“Belum lama ini, saya panen buah naga 150 ribu batang di Jawai, tapi sayang sektor hilirnya belum terkelola dengan baik. Ketika panen raya buah naga segitu banyaknya akan dipasarkan kemana. Itu menjadi kendala bagi para petani buah naga di Jawai,” katanya.

Bupati mengatakan, mereka juga sedang membuat inovasi bagaimana mengatur skenario agar panen jeruk secara berjenjang dalam setahun dengan program Bujangseta. Ada juga inovasi Internet Pedesaan Akomodatif (Insanak) yang sedang digalakkan saat ini.

“Sebagai wilayah perbatasan, masih banyak blank spot listrik dan akses internet di Sambas. Itu telah menghambat proses belajar daring siswa. Di mana anak-anak sekolah dasar kelas 1 2 dan 3 banyak yang tidak bisa membaca karena terbatasnya tatap muka,” terangnya.

Kemudian kata Bupati Satono, sekarang Pemda Sambas punya wadah pengaduan kekerasan anak via seluler, dan itu mencakup semua jenis kekerasan anak dalam program Siaga Kekerasan Anak. Ada lagi program pemuda siap kerja, di mana pemerintah menyediakan kerjasama dengan balai latihan kerja agar para pemuda bisa belajar keahlian dan punya kompetensi.

“Semua ini tidak bisa saya selesaikan sendiri. Butuh sinergi semua pihak terutama masyarakat itu sendiri. Kita juga tidak menepis bahwa selalu ada kendala dalam meciptakan sebuah inovasi yang pro rakyat, maka dari itu konsep pentahelix di mana pemerintah, akademisi, pengusaaha, masyarakat, dan media dilibatkan,” pungkasnya. (noi/rri/yun)

 

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda