SANGGAU,SP - Menurut data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kelas 1 Supadio Pontianak. Kabupaten Sanggau memasuki musim kemarau panjang. Kemarau yang diprediksi hingga Oktober 2024 itu berpotensi menimbulkan persoalan. Diantaranya kebakaran hutan dan lahan (karhutla), krisis air bersih hingga ancaman penyakit. Oleh karena itu, Penjabat (Pj) Bupati Sanggau Suherman mengimbau beberapa hal terkait kondisi kemarau hari ini.
Pertama, orang nomor satu di jajaran Pemerintah Kabupaten Sanggau itu mengimbau kepada masyarakat untuk menjaga sumber air bersih, baik yang bersumber dari bukit atau gunung, sungai maupun danau.
Kedua, gunakan air seefisien mungkin, terutama yang menggunakan fadilitas-fasiltas PDAM.
"Saat ini sudah krisis air bersih sebetulnya, karena ada beberapa daerah yang warganya sudah membeli air. Nah, ini harus jadi pelajaran buat kita untuk menjaga sumber mata air dan lingkungan hidup agar tetap lestari," Ujar Pejabat Bupati Sanggau. Suherman.
Ketiga, lanjut Suherman. Karena ancaman paling besar di musim kemarau ini adalah Karhutla, Ia menghimbau masyarakat tidak membakar lahan sembarang.
"Kalaupun harus membakar yang diperbolehkan itu untuk berladang atau sifatnya kearifan lokal. Itupun jika ada 10 orang misalnya membakar dihari yang sama, harus diatur waktunya biar tidak serempak dan dapat menimbulkan asap dalam jumlah besar," ungkapnya.
Pj Bupati Sanggau ini mengaku bahwa membuka lahan dengan cara membakar merupakan kearifan lokal yang sudah diakui pemerintah. Namun, ia berharap tetap bijaksana dalam membuka lahan dengan cara membakar. (Dit)