SANGGAU,SP - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sanggau mempersiapkan strategi khusus pencengahan bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Pasalnya saat ini Kabupaten Sanggau titik panas atau hotspot dimana semulanya 144 hotspot meningkat menjadi 163 hotspot.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Sanggau, Konstantinus Tinus, mengatakan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah upaya dalam menghadapi musim kemarau yang berakibat karhutla. Ia juga menyebut peraturan menteri lingkungan hidup dan kehutanan sebagai acuan standar parameter dalam penetuan status kesiagaan ataupun darurat.
“Seperti yang kita ketahui di Sanggau telah terdeteksi titk panas atau hotspot yang awal nya 144 meningkat menjadi 163 saat ini. Dan kami dari BPBD Kabupaten Sanggau terus berupaya dengan berbagai strategi khusus dalam penanggulangan ini. Ada sebelas standar parameter diantaranya peringkat bahaya kebakaran, suhu udara, hari tanpa hujan, analisa curah hujan, prakiraan curah hujan, titik sebaran hotspot, kronologis kejadian karhutla, kondisi asap, kualitas udara, jarak pandang dan jumlah penderita gangguan kesehatan,” ungkap Konstantinus Tinus, Selasa (23/7/2024).
Tinus menjelaskan, penguatan regulasi dari Peraturan Kabupaten Sanggau Nomor 14 Tahun 2022 tentang perlindungan dan pemberdayaan peladangan dalam pembukaan lahan berbasis kearifan lokal. Sehingga itu menjadi pedoman.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Sanggau mengatakan, kerjasama antar lintas sektor merupakan salah satu upaya BPBD Kabupaten Sanggau dalam pencegahan karhutla.
“ Kami juga mengajak lintas sektor, diantaranya, Dinas Ketahanan Pangan, Pemdes, TNI/Polri, dan Forkopincam untuk mengingat kembali pada masyarakat yang masih beraktivitas membuka lahan dengan cara membakar lahan ataupun ladang sebagai kearifan lokal,” kata Konstantinus Tinus,
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Sanggau. Konstantinus Tinus menghimbau kepada seluruh masyarakat secara umumnya, dalam musim musim masuknya pembukaan lahan atau musim kemarau ini agar sama sama menjaga kondisi alam terutama ketika akan membuka lahan untuk aktifitas perladangan atau perkebunan agar memperhatikan hal hal teknis yang di atur sedemikian rupa bahkan mungkin dapat di antisipasi kemungkinan potensi bencananya agar kondisi alam atau dan kondisi cuaca ini dapat dijaga sebaik baiknya. Tidak menutup kemungkinan kondisi kondisi seperti ini akan lebih buruk lagi jika tidak sama sama menjaganya.
"Mulai dari tingkat bawah hingga tingkat pusat mungkin ini menjadi sebuah atensi bersama, di tambah lagi ini menjadi sesuatu yang sangat ungend bagi agenda resmi pemerintah bukan hanya di level provinsi, tapi menjadi sebuah kesepakatan bersama secara nasional dan internasional. Bahwa kondisi ini sangat berpengaruh kepada kondisi linta batas negara, hingga harapannya seluruh masyarakat yang ada di wilayah Sanggau ataupun Kalimantan Barat dapat menjaga kondisi kelestarian alam termasuk dampaknya terhadap pengelolaan alamnya dan lahannya terhadap kemungkinan terburuk dampak bencana asap dan karhutla melalui pola pola kemitraan, menjaga kearifan lokal, tetap menjaga hubungan yang sinergi baik tata kelola lahan dengan pemanfaatan alam ini bisa kita lakukan secara bersama," Jelasnya. (Dit)