SINGKAWANG,SP - DPD Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Singkawang bekerjasama dengan KPPAD Provinsi Kalbar, LBH Rakyat Khatulistiwa (RAKA) dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Singkawang menggelar seminar dan lokakarya selamatkan anak usia sekolah dari kejahatan seksualitas di Rumah Adat Melayu Balai Serumpun Singkawang, Rabu (6/11).
Kegiatan ini juga menghadirkan narasumber dari Kanit PPA Polres Singkawang.
"Seminar yang dilaksanakan merupakan langkah maju yang kita laksanakan di akhir tahun ini dalam rangka memberikan pencerahan kepada pihak sekolah," kata Ketua DPD MABM Singkawang, Asmadi.
Sehingga dalam kegiatan ini dia mengundang dan bekerjasama dengan aliansi wartawan, LBH Raka dan semua tokoh masyarakat, termasuk 17 paguyuban, agar sama-sama mempunyai pemahaman yang sama.
"Apa sih itu kekerasan seksual pada anak? Intinya kita di pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan sekaligus sebagai Ketua DPD MABM Singkawang, bahwa inilah salah satu kontribusi kita karena semakin banyak orang paham tentang, istilah dan pengertian dari kekerasan seksual, bentuk-bentuknya, kemudian bagaimana cara-cara preventif yang akan dilakukan, ataupun langkah-langkah lain untuk mencegah kekerasan terhadap anak semakin bagus," ujarnya.
MABM Singkawang, katanya, tahun depan akan memprogramkan hal serupa dengan mengundang seluruh paguyuban dan guru-guru BK, paling tidak mendapatkan pencerahan tentang hal ini," ungkapnya.
Karena ini bagian dari ikhtiar dan tawakal kita, untuk meminimalisir terjadinya kasus-kasus yang tidak diinginkan salah satunya kekerasan terhadap anak.
"Jadi katakan tidak dan kita pastikan jika sekolah kita ini zona hijau, jangan sampai terjadi kekerasan seksual, ataupun pelaku-pelaku seksual ini tidak ada di lingkungan sekolah dan di masyarakat sekitar," jelasnya.
Intinya, kata Asmadi, kepedulian dan keteladanan dari orangtua dan guru menjadi faktor yang sangat menentukan.
"Sehingga tingkatkan kewaspadaan dan kepedulian sebagai orang-orang yang mencintai Kota Singkawang," katanya.
Sementara Ketua KPPAD Kalbar, Eka Nurhayati mengucapkan terima kasih kepada panitia terutama Dinas Pendidikan Singkawang yang sudah menyelenggarakan kegiatan ini
"Kami di KPPAD tidak pernah menutup mata dan tidak pernah berpihak kepada para pelaku yang berkaitan dengan kasus kejahatan seksual terhadap anak," katanya.
Dalam penyelenggaraan Perlindungan anak di Kota Singkawang ini, katanya, semuanya sudah terstruktur dengan baik.
"Baik itu dari APH, pemerintahnya, dan dari regulasi aturan hukum juga kita tegakkan dengan maksimal dan para perangkatnya serta jaringannya itu sudah ke bekerja secara profesional," ujarnya.
Untuk itu, dia mengajak kepada seluruh masyarakat dan elemen di Kota Singkawang dalam penyelenggaraan perlindungan anak jangan pernah menutup mata jangan pernah mengatakan itu anak mereka bukan anak saya.
"Tetapi ketika berbicara tentang anak dan terjadi pelanggaran, mari sama-sama kita melakukan yang namanya anak ini anak Singkawang maupun Kalbar, maka itu adalah anak kita semua," ungkapnya. (rud)