Sintang post authorKiwi 12 Oktober 2021

Lestarikan Peninggalan Sejarah dan Budaya, Asisten Ekbang Buka Pameran Virtual Kain Tradisional

Photo of Lestarikan Peninggalan Sejarah dan Budaya, Asisten Ekbang Buka Pameran Virtual Kain Tradisional Pembukaan Pameran Virtual Kain Tradisional Sintang di Kabupaten Sintang Tahun 2021 ditandai pemukulan gong oleh Asisten Ekbang Setda  Sintang, Yustinus J, di  Museum Kapuas Raya, Senin (11/10).

KAPUAS RAYA, SP - Pelaksana Harian Bupati Sintang yang diwakili oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang, Yustinus J, membuka Pameran Virtual Kain Tradisional Sintang di Kabupaten Sintang Tahun 2021, di  Museum Kapuas Raya, Senin (11/10).

Pembukaan Pameran Virtual Kain Tradisional Sintang di Kabupaten Sintang Tahun 2021 ditandai pemukulan gong oleh Asisten Ekbang Setda  Sintang, Yustinus J dan pelepasan balon ke udara oleh Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Magdalena Ukis.

Pameran Virtual Kain Tradisional Sintang di  Museum Kapuas Raya akan berlangsung selama 10 hari hingga 20 Oktober 2021. Masyarakat Kabupaten Sintang dipersilakan mengunjungi Museum Kapuas Raya mulai pukul 09.00 WIB sampai 15.00 WIB selama 10 hari ke depan.

Yustinus mengharapkan agar museum tetap jadi wadah dari pelestarian peninggalan sejarah dan budaya serta membangkitkan semangat generasi muda.

“Museum merupakan lembaga resmi daerah yang dijadikan sebagai sarana penelitian, edukasi dan dapat juga berperan sebagai lembaga perlindungan, pengembangan, pemanfaatan dan pembinaan kebudayaan,” tuturnya.

“Oleh karena itu, untuk mewujudkan dan memperkenalkan Kota Sintang menjadi kota berbudaya yang kaya akan potensi, sejarah dan tradisi, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang melalui Museum Kapuas Raya Sintang, mengadakan pameran temporer dengan tema yang diangkat ‘kain tradisional sintang’,” terang Yustinus.

Ia mengungkapkan bahwa pameran ini bertujuan memperkenalkan dan dapat melestarikan benda tradisional, khususnya di Kabupaten Sintang kepada masyarakat umum maupun pelajar karena minimnya pengetahuan anak-anak masa kini terhadap benda tradisional yang ada di Kabupaten Sintang.

Oleh karena itu, diperlukan keikutsertaan menyalurkan pengetahuan yang sudah dimiliki kepada para generasi muda, salah satunya dengan menggelar kegiatan pameran temporer.

Menurut Yustinus, dari laporan panitia,  Museum Kapuas Raya akan melaksanakan pameran temporer “Kain Tradisional Sintang” melalui media sosial, seperti live streaming Instagram @budayadanmuseumkapuasrayastg dan rebroadcast atau siaran ulang di Youtube Budayaku Sintang yang akan tayang pada 11-20 oktober 2021.

“Apa yang kita laksanakan hari ini, sejalan dengan misi pertama Bupati dan Wakil Bupati Sintang, yaitu melaksanakan pembangunan pendidikan berkualitas yang berakar pada budaya lokal. Budaya yang penuh dengan kearifan lokal yang telah ditanamkan oleh nenek moyang kita yang ada di wilayah kabupaten ini,” ungkapnya.

Kain tradisional, kata dia, adalah kain yang berasal dari budaya daerah lokal yang dibuat secara tradisional dan digunakan untuk kepentingan adat dan istiadat.

“Melalui kain tradisional, dapat dilihat kekayaan warisan budaya, tidak saja terlihat dari segi teknik dan corak serta jenis kain yang dibuat, tetapi secara mendalam terdapat makna berbagai macam fungsi dan arti kain dalam kehidupan masyarakat yang mencerminkan tentang kepercayaan, adat istiadat, cara berpikir, identitas, dan jati diri suatu bangsa yang berbudaya. Salah satu contoh kain tradisional adalah sulam kalengkang dan tenun,” terang Yustinus.

Ia menuturkan bahwa masyarakat Sintang patut bangga menjadi orang Sintang yang memiliki banyak kain tradisional dan kearifan lokal, yang bisa memperkaya khazanah budaya bangsa. Jangan sampai, kain tradisional hilang dari peradaban dan kehidupan, maka harus tetap diwariskan kepada generasi selanjutnya.

“Oleh karena itu, pada kesempatan yang berbahagia ini, saya berpesan dan berharap ke depan proses transfer kain tradisional tersebut harus tetap dilestarikan. Dengan terlaksananya kegiatan ini maka kain tradisional semakin dikenal luas oleh masyarakat Sintang, Kalimantan Barat, Indonesia, dan dunia,” pungkas Yustinus. (hms/lha)

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda