Sintang post authorelgiants 25 Februari 2020

Jarot Resmikan Pabrik Tengkawang

Photo of Jarot Resmikan Pabrik Tengkawang MERESMIKAN - Jarot meresmikan pabrik tengkawang dan kosmetik yang ditandai pengguntingan pita, di pabrik tengkawang jalan Nenak-Sungai Ringin, Desa Anggah Jaya, Kecamatan Sintang, Senin (24/2).

SINTANG, SP - Bupati Sintang, Jarot Winarno, meresmikan pabrik tengkawang dan kosmetik yang ditandai dengan penandatanganan prasasti serta pengguntingan pita, di pabrik tengkawang jalan Nenak-Sungai Ringin, Desa Anggah Jaya, Kecamatan Sintang, Senin (24/2).

Dalam sambutannya, Jarot Winarno menjelaskan bahwa Kabupaten Sintang merupakan kawasan tutupan hutan yang masih alami.

“Di Sintang ini, sesuai dengan SK Menteri Kehutanan Nomor 733 tahun 2011 sekitar 1,2 juta hektare, sekarang tinggal 870.000 hektare. Untuk hutan di luar kawasan hutan itu sekitar 61.000 hektare hutan, yang di mana masyarakatnya ingin menjaga hutan tersebut,” papar Jarot.

Menurut Jarot, Kabupaten Sintang merupakan kabupaten lestari yang menyeimbangkan antara ekonomi, budaya, dan lingkungan.

“Kita ingin ada keseimbangan antara menjaga lingkungan, seperti kawasan hutan tetapi masyarakatnya bisa hidup, ekonomi masyarakatnya hidup dengan menghargai adat dan budaya,” ungkapnya.

Jarot mengatakan bahwa buah tengkawang ialah buah endemik Kalimantan, yang menjadi maskot Kalbar, juga maskot Kalimantan.Tengkawang, kata dia, sangat erat dengan masyarakat adat.

“Kalau saya dulu jadi dokter di daerah pedalaman, buah tengkawang ini diperas hingga keluar minyaknya. Kemudian minyaknya itu bisa dipakai untuk pengobatan tradisional. Inilah yang dimaksud dengan tengkawang erat dengan adat,” katanya.

Jarot menilai, dengan hadirnya pabrik tersebut, harga tengkawang akan menjadi meningkat dari harga sebelumnya.

“Ada saatnya tengkawang ini harganya mahal, bisa-bisa masyarakat hidup bergantung kepada komoditi tengkawang ini. Dengan demikian, masyarakat sama-sama menjaga hutan, menjaga pohon tengkawang ini,” ujarnya.

Ia menuturkan bahwa harga tengkawang saat ini sangat rendah. Masyarakat bingung ingin menjual ke mana. Bahkan, ada pohon tengkawang yang ditebang. Padahal, nilai jual tengkawang bisa tinggi. 

Jarot berharap agar masyarakat ke depannya dapat membudidayakan tengkawang dengan baik dan benar, agar nilai jualnya semakin tinggi.

Ia pun menilai, pabrik tersebut menjadi cahaya baru, harapan baru masyarakat untuk bisa membudidayakan tengkawang lagi.

Harapannya, buah tengkawang bisa ditampung sebanyak-banyaknya oleh pabrik. Apalagi jika pihak perusahaan dapat memberikan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat tentang membudidayakan tengkawang dengan baik.

“Kemudian nanti baru dibawa ke pabrik, agar hasil pembudidayaan tengkawang dapat bernilai harga tinggi. Dan, ini merupakan salah satu budidaya hasil hutan yang bukan kayu dan bermakna menjaga kelestarian hutan yang kita miliki,” tuturnya.

Jarot mengajak seluruh elemen masyarakat untuk dapat menjaga kelestarian hutan dan menjaga buah tengkawang. Sebab, hal tersebut bernilai positif bagi masyarakat, terutama untuk menjaga kelestarian hutan.

“Mari kita sama-sama jaga tengkawang ini. Kita sudah ada pabrik, mudah-mudahan motivasi kita semakin bertambah untuk menjaga pohon tengkawang kita serta menjaga hutan kita,” pesannya. (hms/lha)

Tingkatkan Nilai Ekonomi

Founder and CEO PT The Wild Keepers, Dirk Jan Oudshoorn mengatakan, tujuan didirikannya pabrik tengkawang dan kosmetik ini, bertujuan menjaga hutan dan meningkatkan nilai ekonomi yang bersumber dari hutan.

“Tujuan kita ialah meningkatkan nilai ekonomi dari hutan, supaya hutan itu tetap dijaga. Karena, hutan tidak hanya sebagai sumber oksigen saja, tetapi bisa menjadi sumber ekonomi,” kata DJ, sapaan akrabnya.

Menurut DJ, di Kalimantan Barat potensi hutan masih banyak, tetapi nilai jual produk yang dihasilkan oleh hutan masih sedikit. Belum banyak produk hutan yang dihasilkan.

“Maka dari itu, kita bantu supaya makin banyak hasil hutan yang bisa dijadikan suatu produk, seperti kosmetik dan makanan melalui tengkawang ini. Sehingga, nilai ekonomi dari hutan bisa bertambah dan semakin tinggi,” terangnya.

DJ menjelaskan, hasil yang akan didapatkan dari buah tengkawang tersebut, merupakan produk pertama yang dikelola pihaknya. Nantinya, hasil produk setengah jadi, selain tengkawang, akan ada kemiri dan biji-biji buah-buahan yang bisa menghasilkan minyak.

“Karena, hasil hutan kita masih banyak yang bisa diolah dan jenis yang akan ditanam nantinya adalah sistem tumpang sari,” pungkasnya. (hms/lha)

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda