Sosok post authorPatrick Sorongan 07 Juli 2021

DNA Leonardo da Vinci Dilacak dan Kisah Pilu Mona Lisa

Photo of DNA Leonardo da Vinci Dilacak  dan Kisah Pilu Mona Lisa DUA KARYA DA VINCI - Dua karya legendaris Leonardo da Vinci adalah sketsa anatomi tubuh manusia berjudul Manusia Virtruvian dan lukisan Mona Lisa.(Gambar: Istimewa)

PROYEK  DNA Leonardo da Vinci baru saja diluncurkan di Italia. Tujuannya, menentukan keaslian kerangka di sebuah kapel Prancis milik jenius Italia tersebut, ketika wafat  dalam usia 67 tahun pada 2 Mei 1519. 

Disebut jenius, karena pelukis Mona Lisa ini dikenal pula sebagai  arsitek, penemu, ahli anatomi, insinyur,  dan ilmuwan. Ketika meninggal, da Vinci  diketahui tidak memiliki anak.

Jenazahnya hilang pun hilang sehingga tidak ada DNA yang dapat diandalkan untuk dianalisis. Akibatnya, banyak karya besarnya  yang masih terselubung misteri.

Sejarawan Alessandro Vezzosi dan Agnese Sabato menghabiskan lebih dari satu dekade untuk menelusuri silsilah da Vinci. Pohon keluarga telah membentang selama 690 tahun, 21 generasi, lima cabang keluarga, dan akan sangat penting dalam membantu para antropolog mengurutkan DNA da Vinci dengan mengurutkan DNA keturunannya.

Selain menetapkan identitas kemungkinan sisa-sisanya, pengurutan DNA-nya  juga dapat memberi para ilmuwan terkait pemahaman yang lebih baik tentang bakatnya yang luar biasa. Terutama  ketajaman visualnya melalui asosiasi geneti.

Proyek DNA Leonardo Da Vinci sendiri merupakan sebuah inisiatif yang bertujuan menggunakan informasi genetik untuk membuat gambar 3D da Vinci melalui proses yang disebut fenotip DNA.

Da Vinci lebih banyak belajar secara otodidak untuk menjadi jenius serba bisa. Dilansir Suara Pemred dari Live Science, Rabu, 7 Juli 2021,  da Vinci mengoleksi lusinan buku catatan rahasia dengan penemuan-penemuan fantastis dan pengamatan anatomis.  

Untuk menemani sketsa terkenal seperti Manusia Virtruvian, da Vinci akan menulis pesan yang dikodekan ke dalam tulisannya sendiri, dicerminkan dari belakang ke depan,  untuk menyembunyikan studinya dari mata-mata.  

Bersamaan dengan gambar anatomi manusia yang rinci, yang diambil dari pengamatan mayat yang dibedah, buku catatannya berisi desain untuk sepeda, helikopter, tank, dan pesawat terbang. 

 

Lahir di Luar Nikah

Dalam sebuah studi baru, Vezzosi dan Sabato menggunakan dokumen sejarah dari arsip, selain laporan langsung dari keturunan da Vinci yang masih hidup untuk melacak lima cabang pohon keluarganya.  Menurut para sejarawan, di antaranya adalah Leonardo, bagian dari generasi keenam da Vinci yang masih hidup.

Meneliti sejarah keluarga da Vinci sangatlah sulit karena hanya satu dari orang tuanya yang dapat dilacak dengan baik. Lahir di luar nikah di Kota Anchiano, Tuscan, Italia, da Vinci adalah putra dari pengacara Florentine Ser Piero da Vinci dan seorang wanita petani bernama Caterina.

Penelitian oleh Martin Kemp,  sejarawan seni di Universitas Oxford, Inggris, menunjukkan bahwa Caterina adalah seorang yatim piatu berusia 15 tahun ketika melahirkan da Vinci. Pada usia lima tahun, da Vinci muda dibawa ke perkebunan keluarganya di Kota Vinci (kemudian menjaid nama belakang atau keluarganya) untuk tinggal bersama kakek-neneknya.

Pemakaman asli da Vinci tercatat di kapel Saint-Florentin di Chateau d'Amboise, sebuah rumah bangsawan di Lembah Loire Prancis. Kapel itu dibiarkan hancur setelah Revolusi Prancis dan kemudian dihancurkan.

Catatan kontemporer menuduh bahwa kerangka yang lengkap digali dari situs tersebut kemudian dipindahkan ke Kapel Saint-Hubert di dekatnya, tetapi apakah itu benar-benar tulang Leonardo, tetap menjadi misteri.

Silsilah keluarga da Vinci  mengungkapkan bahwa 14 kerabatnya  masih hidup dengan berbagai pekerjaan. Di antaranya sebagai pekerja kantor, koki kue, pandai besi, pembuat pelapis, penjual porselen, dan seniman. 

Para peneliti akan menentukan apakah sisa-sisa manusia dari Kapel Lembah Loire milik da Vinci, dengan membandingkan kromosom Y di tulang-tulang itu dengan kromosom Y milik kerabat laki-laki da Vinci. Kromosom Y diturunkan dari ayah ke anak,  dan hampir tidak berubah selama 25 generasi, menurut para peneliti. 

Selain itu, ditemukan fragmen kode genetik da Vinci yang dapat membantu sejarawan seni untuk memverifikasi keaslian karya seni, catatan, dan entri jurnal yang diduga dibuat oleh pria Renaisans Italia tersebut.

Mereka bakal membandingkan DNA yang ditemukan dengan jejak DNA yang ditemukan di potongan tersebut, sebagaimana pula yang diumumkan  di jurnal Human Evolution, Minggu, 4 Juli 2021. 

Mona Lisa dan Kisah Pilu

Lisa del Giocondo, lahir di Firenze, Italia, 15 Juni 1479, dan wafat dalam usia 63 tahun di Firenze, Italia, 15 Juli 1542 .

Versi lain menyebut,  Lisa del Giocondo wafat dalam usia 712 tahun pada sekitar 1551. 

Wanita cantik yang juga bernama Lisa Gherardini adalah anggota keluarga Gherardini di Firenze dan Toskana di Italia. Namanya digunakan untuk Mona Lisa, lukisan dirinya yang dipesan oleh suaminya,  dan dilukis oleh Leonardo da Vinci pada masa Renaisans Italia. 

Sedikit yang diketahui tentang kehidupan Lisa. Lahir di Firenze, Lisa diketahui menikah saat berusia belasan tahun dengan seorang pedagang kain dan sutra yang kemudian menjadi pejabat setempat.

Lisa  adalah ibu dari lima anak,  dan menjalani kehidupan kelas menengah biasa.  Lisa hidup lebih lama dari suaminya, yang berselisih usia sangat jauh darinya.

Berabad-abad setelah kematian Lisa, Mona Lisa menjadi lukisan terkenal di duni, dan memiliki cerita yang terpisah dengan kehidupan Lisa sebagai model lukisannya. Spekulasi oleh para pakar dan penyuka karya seni menjadikan lukisan ini sebagai ikon dunia dan objek komersialisasi.

Pada  2005, penelitian yang dilakukan di Perpustakaan Universitas Ruprecht Karl Heidelberg, universitas terta di Jerman,  menemukan bahwa Lisa del Giocondo sebagai subjek dari Mona Lisa. Lisa lahir di Via Maggio, Firenze pada 15 Juni 1479.

Namun selama bertahun-tahun, Lisa  diduga lahir di salah satu keluarga pemilik perdesaan Villa Vignamaggio di luar Greve, Italia, dan diberi nama Lisa, seperti nama neneknya dari pihak ayah.

Sebagai anak sulung dari tujuh bersaudara, Lisa memiliki tiga adik perempuan—salah satunya bernama Ginevra—dan tiga adik laki-laki bernama Giovangualberto, Fransesco, dan Noldo.  Lisa berasal dari  keluarga bangsawan yang telah kehilangan pengaruhnya.

Mereka tinggal di Firenze, awalnya di dekat Santa Trinita. Walaupun tidak kaya raya, mereka hidup berkecukupan, dengan penghasilan berasal dari lahan pertanian.  

Mereka kemudian menyewa sebuah tempat di dekat Santo Spirito, diduga karena tak sanggup lagi membiayai perbaikan rumah mereka, saat terjadinya kerusakan parah. Lokasinya sekarang ini  bernama Via dei Pepi, kemudian pindah lagi ke dekat Santa Croce.  

Di tempat inilah mereka tinggal bertetangga dengan Ser Piero da Vinci, ayah da Vinci. Saat itu mereka masih memiliki rumah peristirahatan di St Donato, Desa Poggio, 32 kilometer di sebelah selatan kota.

Antonmaria di Noldo Gherardini, ayah Lisa,  menikah dua kali. Pada 1476,  ayahnya  menikahi Lucrezia del Caccia, yang kelak melahirkan Lisa. Dua istri sebelumnya—Lisa di Giovanni Filippo de’ Carducci yang dinikahi pada 1465, dan Caterina Rucellai yang dinikahi pada 1473—meninggal saat melahirkan.

Gherardini pada suatu masa memiliki atau menyewa enam lahan pertanian di Chianti, yang memproduksi gandum, anggur, dan minyak zaitun, serta memelihara hewan ternak. Noldo, kakek Lisa, menghibahkan sebidang lahan pertanian di Chianti ke Rumah Sakit Santa Maria Nuova.

Gherardini kemudian menyewakan sebidang lahan pertanian lainnya, dan supaya dapat mengawasi panen gandum, keluarganya menghabiskan musim panas di sana, di sebuah rumah bernama Ca’ di Pesa.

Pernikahan dan Kehidupan Lisa

Ketika berusia 15 tahun, tepatnya pada  5 Maret 1495, Lisa Gherardini menikah dengan Francesco di Bartolomeo di Zanobi del Giocondo, alias Francesco del Giocondo. Maskawin  dari ayahnya adalah  sebidang lahan pertanian di dekat rumah peristirahatannya, ditambah uang sejumlah 170 florin emas.  

Maskawin sebesar itu relatif sedikit di kalangan masyarakat menengah, terlebih jika dibandingkan perjanjian keuangan yang dibuat dalam pernikahan-pernikahan lain. Ini menunjukkan bahwa keluarga Gherardini tidak kaya pada waktu itu, dan Lisa bersama suaminya menikah atas dasar saling mencintai.  

Francesco del Giocondo mungkin sudah berusia tiga puluh tujuh tahun saat menikah untuk ketiga kalinya ini.  

Hampir mirip dengan mertuanya, Francesco juga ditinggal mati oleh dua istrinya sebelum menikah dengan Lisa. Istri pertamanya, Camilla di Mariotto Rucellai, meninggal saat anak mereka, Bartolomeo, baru berusia setahun.

Mendiang istri pertamanya adalah saudara perempuan ibu tiri Lisa, yakni istri kedua ayahnya, yang bernama Caterina di Mariotto Rucellai. Rucellai adalah keluarga terpandang pada masa itu.  Francesco adalah warga terpandang di Firenze.

Meskipun ayahnya bukan tergolong tokoh terkemuka di pemerintahan kota, Francesco berasal dari keluarga pedagang kain dan sutra yang cukup berada, sedangkan status ekonomi keluarga Lisa agak lebih rendah.

Lisa dan Francesco memiliki lima anak, yakni Piero, Camilla, Andrea, Giocondo, dan Marietta. Empat di antaranya diketahui lahir antara 1496 dan 1507.

Da Vinci diperkirakan melukis lukisan Lisa pada tahun yang sama.

Camilla dan Marietta menjadi biarawati Katolik. Camilla mengubah namanya menjadi Suster Beatrice di biara San Domenico di Caffagio, tempatnya  dididik,  dan diasuh oleh adik Antonmaria, yakni Suster Albiera, dan saudari Lisa, yakni Suster Camilla (yang dibebaskan dari skandal berkunjungnya empat pria di biara), serta  Suster Alessandra.

Beatrice meninggal dalam usia 18 tahun, dan dimakamkan di Basilika Santa Maria Novella. Menurut penelitian, Francesco meninggal dalam usia 80 tahunan karena serangan wabah pada 1538.

Lisa yang sangat berduka dibawa oleh putrinya, Suster Ludovica ke biara Sant' Orsola, kemudian 'menyusul'  mendiang suaminya,  empat tahun kemudian dalam usia 63.

Namun,  laporan lain menyebutkan, Lisa mungkin meneruskan hidup hingga mencapai usia 71 atau 72 tahun, yang artinya meninggal sekitar tahun 1551.

Pada Juni 1537, Francesco dalam surat wasiatnya mengembalikan mahar perkawinannya dengan Lisa, memberinya pakaian pribadi, perhiasan, dan menyediakan kebutuhan masa depannya.  Francesco menulis dalam wasiatnya: "Dengan segenap kasih sayang dan cinta pewaris kepada Mona Lisa, istriku yang tercinta."   

Leonardo telah melukiskan Lisa sebagai wanita modis dan mapan dalam Mona Lisa, yang mungkin lebih baik daripada sosok Lisa yang sebenarnya. 

Pakaian hitam dan cadar hitamnya dipengaruhi oleh mode Spanyol yang berkelas. Warna ini awalnya ungkapan rasa duka kepergian putri pertama,  sebagaimana dikemukakan oleh para pakar sebelumnya.  

Lukisan ini berukuran sangat besar, sama dengan lukisan milik patron seni yang lebih kaya pada masa itu. Para pakar mengemukakan bahwa hal ini menandakan bentuk aspirasi sosial Fransesco dan Lisa.  

Da Vinci  tidak memiliki sumber penghasilan selama musim semi pada 1503, yang antara lain disebabkan oleh ketertarikannya pada lukisan potret pribadi.

Namun, pada akhir tahun tersebut,  da Vinci harus menunda pengerjaan Mona Lisa setelah menerima pembayaran untuk pertempuran Anghiari, yang pembayarannya lebih tinggi, dan kontrak untuk menyelesaikannya pada Februari 1505.

Pada 1506,  da Vinci masih menganggap lukisan Mona Lisa belum selesai. Da Vinci tidak menerima bayaran untuk pencapaian tersebut,  dan tidak mengirimkannya kepada kliennya, Francesco.

Semasa hidupnya,  da Vinci membawa Mona Lisa ke mana-mana kemudian menyelesaikannya beberapa tahun kemudian di Prancis, yang diperkirakan pada 1516.  

Spekulasi menyatakan bahwa nama Lisa setidaknya terdapat pada empat lukisan yang berbeda dengan sedikitnya sepuluh orang yang juga berbeda pula.

Pada akhir abad ke-20, lukisan ini menjadi ikon global yang telah digunakan untuk lebih 300 lukisan lainnya, dan muncul dalam 2.000 iklan.   

Pada  2005, seorang ahli di perpustakaan Universitas Ruprecht Karl Heidelberg menemukan sebuah catatan dalam koleksi pustaka tersebut, yang menjelaskan bahwa subjek lukisan Leonardo adalah Lisa.

Catatan tersebut ditulis oleh Agostino Vespucci pada 1503, yang menyebut bahwa da Vinci sedang mengerjakan lukisan Lisa del Giocondo.   

Mona Lisa dimiliki oleh Prancis sejak abad ke-16 setelah François I menuntut 4.000 keping emas. Dengan demikian, lukisan ini menjadi milik rakyat Prancis setelah Revolusi Prancis.

Saat ini, sekitar enam juta orang tercatat telah mengunjungi Mona Lisa setiap tahun di Louvre, Paris, tempat lukisan tersebut menjadi koleksi nasional Prancis.***

 

Sumber:  Live Science, Wikipedia, berbagai sumber 

 

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda