DI negaranya, Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador (AMLO) dikenal sangat antipejabat koruptor di pemerintahan melibatkan pengusaha terutama di bisnis peminyakan negara, dan melawan kartel-kartel narkoba.
Gabungan sindikat-sindikat ini dinilainya bersikap seolah-olah memiliki negara sekalipun rakyat terancam kelaparan.
Di skala internasional, AMLO memaki kolusi dan konspirasi pabrik medis serta oknum pemerintahan di negara-negara tertentu terkait penanganan medis Covid-19.
Makian ini dan juga kecaman terhadap kinerja Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) lewat Sekjen PBB Antonio Guterres dilontarkannya oleh dalam sidang Dewan Keamanan PBB di New York, AS, Rabu, 10 November 2021 ini.
Kehadiran AMLO di PBB merupakan perjalanan luar negeri keduanya setelah terpilih dalam Pemilihan Presiden Meksiko pada Desember 2018.
Lebih dikenal sebagai AMLO, inilah mungkin seorang kepala negara yang tidak takut mati demi menjaga harkat, martabat, dan kesejahteraan rakyat Meksiko.
AMLO menjadi idola rakyat karena di negaranya telah berani melawan para pejabat korup dan sindikat narkoba yang mengincar nyawanya menyusul banyaknya warga Meksiko yang tewas oleh sindikat narkoba atau karena berani menyuarakan perlawanan atas korupsi.
Dilansir Suara Pemred dari BBC, 29 November 2018, AMLO dikenal sebagai politisi sayap kiri, dan mantan Walikota Mexico City, ibukota di negara ketiga terbesar di Amerika Latin, Benua Amerika.
AMLO selama kampanye pemilihan presiden lalu telah berjanji untuk melakukan 'transformasi radikal' di negaranya demi dan membasmi korupsi.
Mereformasi Meksiko tanpa Takut Mati
Dikenal sebagai AMLO sebagai akronim menggunakan inisial namanya, veteran politik berambut putih, yang pada 2021 ini berusia 68 tahun, berhasil memenangkan hati orang-orang Meksiko lewat berbagai pidatonya selama kampanye populisnya yang meriah.
Pesan pembaruan AMLO ini dinyatakan selama mencalonkan sebagai kepala negara Meksoko atas usungan koalisi tiga partai pimpinan partai sayap kiri Gerakan Regenerasi Nasional (Morena) yang didirikannya pada 2014.
Para penentangnya menilai, simpati kiri AMLO berisiko mengubah Meksiko 'menjadi Venezuela', dan memperingatkan bahwa AMLOI memiliki pendekatan otoriter, dan dorongan untuk mengambil alih negara seperti kelakuan mendiang Presiden Venezuela Hugo Chavez, dan akan menghancurkan ekonomi Meksiko dengan cara yang sama seperti terjadi di Venezuela.
Toh AMLO menolak dirinya dibandingkan dengan para pemimpin negara tetangganya, Venezuela. AMLO menyatakan dirinya tidak akan melakukan pengambilalihan atau mencalonkan diri kembali setelah masa jabatannya berakhir.
Periksa Korupsi di Perusahaan Minyak Negara
Namun, AMLO berjanji untuk meninjau kontrak yang diberikan oleh perusahaan minyak negara di Meksiko, Pemex, kepada perusahaan swasta selama pemerintahan Presiden Enrique Pena Nieto, dan juga akan memeriksa mereka terkait kasus-kasus korupsi.
Pesan pembaruannya bergema dengan pemilih yang lelah dengan korupsi meningkatnya kejahatan dan kesulitan ekonomi. AMLO berjanji untuk memberikan pertumbuhan ekonomi, pekerjaan dan program pembangunan sosial.
"Kami akan melakukan transformasi damai, tertib, tetapi mendalam dan bahkan radikal, karena kata radikal berasal dari akar, dan apa yang akan kami lakukan... pada intinya adalah membasmi rezim yang korup," katanya di salah satu acara. rapat umum kampanye pada 2018.
Menentang 'Mafia Kekuasaan'
Menempatkan diri dalam mapanye Pilpres Meksiko 2018 sebagai kandidat anti-kemapanan, AMLO telah mengarahkan kritik terbesarnya ke apa yang disebutnya sebagai 'mafia kekuasaan', yang telah memerintah Meksiko selama beberapa dekade.
Rencananya termasuk meningkatkan beasiswa untuk orang muda di Meksiko, dan memperluas program kesejahteraan sosial untuk orang tua.
Setelah perang kata-kata yang memar dengan para pemimpin bisnis terkemuka, yang dituduhnya bertindak 'seolah-olah mereka memiliki Meksiko', AMLO akhirnya menawarkan 'hubungan yang baik' dengan pihak swasta.
Membawa perdamaian dalam perang narkoba, AMLO komit untuk 'mencapai perdamaian dan mengakhiri perang' di Meksiko, ketika tingkat pembunuhan telah memecahkan semua rekor sebagai perseteruan, dan perpecahan kartel narkoba.
AMLO menyatakan dirinya tidak akan melanjutkan strategi 'perang melawan narkoba' yang dipimpin militer yang dilakukan oleh para pendahulunya di kantor Presiden Enrique Pena Nieto dan Felipe Calderon.
Di era Presiden Donald Trump, AMLO berani melawan strategi politik luar negeri kepala pemerintahan AS itu serta bangga mempertahankan sikap pembangkangannya.
AMLO pernah menyatakan dirinya tidak akan membiarkan Meksiko menjadi 'pencambuk' Trump, tetapi menginginkan 'persahabatan, 'saling menghormati', dan akan berusaha untuk menghindari perang dagang apa pun dengan AS.
Namun, AMLO mengecam kebijakan anti-imigran yang diberlakukan Trump, sebagai 'tidak bertanggung jawab' dan 'rasis'.
Hidup dalam Politik
Lahir dari keluarga pemilik toko pada 13 November 1953 di komunitas pedesaan Tepetitán, di Negara Bagian Tabasco, wilayah selatan Meksiko, AMLO memulai karir politiknya dengan bekerja untuk Partai Revolusioner Institusional (PRI).
Pada 1986, karena kecewa dengan PRI, AMLO bergabung dengan gerakan memisahkan diri, Corriente Demorática (Arus Demokratik), kemudian menjadi Partai Revolusi Demokratik (PRD) yang berhaluan kiri, dan pada 2000 terpilih sebagai Walikota Mexico City atas usungan PRD.
Pemerintahan AMLO di Ibukota Meksiko memperoleh pengakuan atas langkah-langkahm seperti peluncuran program kesejahteraan untuk orang tua dan untuk bergabung dengan upaya dengan taipan telekomunikasi Carlos Slim dalam upaya memulihkan pusat kota Mexico City.
Pada 2006, AMLO mencalonkan diri untuk kali pertama sebagai presiden, kalah tipis dari Calderon dalam pemilihan yang dianggap paling kontroversial di Meksiko dalam sejarah modern karena perbedaan suara yang sangat tipis: Hanya 0,56 persen di antara keduanya!
AMLO pun memimpin protes massa terhadap hasil dan mencela 'kecurangan pemilu'. Pendukungnya mendirikan perkemahan, dan memblokir lalu lintas di Mexico City selama berbulan-bulan.
Pada 2012, AMLO mencoba lagi dalam Pilpres Meksiko, tapi dikalahkan oleh kandidat PRI, Pena Nieto.
Berikutnya, dalam Pilpres Meksiko 2018, kali ini AMLO menang!***
Sumber: BBC, The Associated Press