Sosok post authorKiwi 16 Januari 2022

Cerita Aipda Budi, Personel Polres Ketapang Usai Jalankan Misi Perdamaian di Sudan

Photo of Cerita Aipda Budi, Personel Polres Ketapang Usai Jalankan Misi Perdamaian di Sudan Aipda Budi Arie Tjahyadi bersama anak-anak di wilayah konflik.

KETAPANG, SP - Setelah menjalankan misi perdamaian selama 15 bulan bersama dengan kontingen Garuda Satgas Garbha II FPU XII UNAMID / UN Guard Unit (UNGU) di Darfur, Sudan. Aipda Budi Arie Tjahyadi, A.Md akhirnya kembali ke tanah air, Minggu (9/1/2022).

Sebelum pulang dan bertugas kembali ke Polres Ketapang, Aipda Budi Arie Tjahyadi, A.Md terlebih dahulu mengikuti karantina bersama pasukan Satgas Garbha II FPU XII UNAMID / UN Guard Unit (UNGU) lainnya.

Aipda Budi sendiri diketahui sudah beberapa kali terpilih menjadi bagian dari pasukan perdamaian termasuk dalam misi The United Nations-African Union Hybrid Operation (UNAMID) di Darfur, Sudan. Satuan Tugas (Satgas) Garuda Bhayangkara (Garbha) II Police Unit (FPU)
XII ini bertugas sejak tanggal 5 September 2020 dan kembali ke tanah air indonesia tanggal 8 Januari 2022.

“Ini adalah misi terakhir. FPU 12 UNAMID Indonesia terakhir yang berada di misi ini. The last peacekeepers standing in UNAMID. Tentu banyak kenangan yang telah kami lalui selama di tempat tugas," ungkapnya, Minggu (16/1/2022).

Diakui Budi, kalau kenangan selama bertugas tersebut tentu akan menjadi bagian dari perjalanan hidupnya, terlebih masa-masa bertugas tersebut menjadi satu diantara guru dalam kehidupan.

"Banyak hal yang didapat, selain teman kita juga ikut merasakan bagaimana kehidupan mereka selama konflik, hal tersebut tentu menjadi pelajaran berharga yang bisa diambil dan berharap konflik ini tidak pernah terjadi di negeri Indonesia tercinta ini," harapnya.

Budi menceritakan, bahwa kehidupan di tengah konflik tentu memberikan rasa khawatir dan ketidaknyamanan terutama bagi mereka warga sipil khususnya wanita dan anak-anak, terlebih di lokasi-lokasi pedalaman seperti di Golo yang tidak memiliki sinyal dan suara tembakan setiap hari akibat kontak senjata.

"Namun suasana itu seolah hilang ketika kita (pasukan FPU-red) bisa berbagi rezeki bersama anak-anak disana, bermain dan membaur bersama, sehingga kita dikenal dengan keramahan dan kebaikan dan mendapatkan gelar “Indonesia Tammam” (Indonesia Baik luar biasa) dari masyarakat setempat" akunya.

Sebelum pulang ke tanah air, suasana mencekam sempat dirasakan olehnya, hingga akhirnya pada
28 Desember dirinya beserta pasukan FPU dievakuasi ke Uganda dikarenakan situasi keamanan Supercamp - Elfasher yang sudah semakin tidak kondusif akibat aksi penjarahan oleh masyarakat dan aparat militer yang semakin membrutal seperti penggunaan senjata api ringan dan senjata mesin (berat) yang bisa sewaktu-waktu mengenai personel karena peluru nyasar.

Aksi penjarahan dilokasi SuperCamp oleh masyarakat yang bersenjata dimulai pada tanggal 24 Desember 2021 sekira pukul 17.00 waktu Sudan (-5 jam dari waktu Indonesia bagian barat-red) Kejadian tersebut berlanjut hingga seluruh staf UN dan pasukan FPU Indonesia dan Pakistan di evakuasi.

Hingga pada tanggal 28 Desember 2021 pukul 15.00 WS, pimpinan misi di SuperCamp akhirnya memutuskan untuk menutup misi dan mengevakuasi seluruh personel baik staf UN dan Pasukan Indonesia dan Pakistan ke Uganda dengan menggunakan kendaraan menuju kebandara dan selanjutnya terbang menggunakan 2 buah pesawat menuju Uganda.

"Kita hanya bawa barang seadanya, karena situasi kita yang sedang evakuasi sehingga tidak terpikirkan mengangkut (membawa barang - barang lainnya) selain senjata api dan helm serta bodyvest yang melekat di badan. Sementara barang barang seperti travel bag sudah kita masukan ke dalam kontainer di bandara Elfasher. Semoga barang tersebut aman dan bisa segera dikirim ke Indonesia," tuturnya.

Selama proses evakuasi di camp pelatihan PBB di Entebbe - Uganda, banyak moment yang dapat dirasakan dimulai dari rasa syukur yang sangat mendalam kepada Allah SWT atas keselamatan dan proses penerbangan yang berjalan lancar dan hal yang tidak akan pernah terlupakan yaitu anugrah kenaikkan pangkat setingkat lebih tinggi dari Bripka ke Aipda di Uganda.

"Saya mengucapkan rasa syukur dan terimakasih kepada Allah atas apa yang telah di dapat, tentu ini semua akan menjadi motivasi yang sangat besar untuk lebih mengabdikan diri kepada bangsa dan negara khususnya Polri kedepannya," katanya.

Budi mengaku, kalau semua yang dilewati menjadi pengalaman beharga dan kelak dirinya kembali tiba di Polres Ketapang maka dirinya akan menjadikan segala pengalaman beharga yang didapat didaerah misi untuk kemajuan institusi polri dan kemajuan masyarakat Ketapang

"Saya juga berencana akan mengikuti seleksi sekolah pembentukan perwira (SIP) 51 tahun 2022 setelah Upacara Purna Tugas Satgas Garbha II FPU XII Unamid oleh Kapolri dan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, harapannya semoga bisa lulus nantinya," tukasnya. (Teo)

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda