Sport post authorKiwi 21 Januari 2023

Satuan Mahasiswa PP Kalbar Gelar Kejati Futsal Cup 2023

Photo of Satuan Mahasiswa PP Kalbar Gelar Kejati Futsal Cup 2023


FUTSAL, olahraga sepakbola dalam ruangan benar-benar telah merakyat di Indonesia hingga di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) sejak dikenal pertama kali pada 2004 .

Penggemar futsal di Indonesia pun 'bersaing' dengan 'kampung halamannya' di Montevideo, Uruguay, sejak pertama kali dipopulerkan pada 1930.

Begitu pula di Kalbar di mana olahraga ini sudah merambah di kalangan tua-muda, baik pria maupun wanita, hingga ke semua wilayah pelosok Bumi Khatulistiwa.

Bahkan, di banyak desa di Kalbar, terdapat lapangan futsal, baik yang dibangun oleh masyarakat secara swadaya, maupun yang dibangun untuk disewakan bagi para pemain atau untuk iven-iven terkait.

Berbagai iven futsal pun digelar setiap tahun di Kalbar, termasuk Turnamen Futsal Suara Pemred Cup oleh grup koran Harian Suara Pemred sejak 2021.

Sukses Turnamen Futsal Suara Pemred Cup terakhir pada 2022 ini juga memicu kemunculan turnamen-turnamen futsal lainnya di Kalbar termasuk pada tahun ini yakni Kejati Futsal Cup 2023.

Dijadwalkan digelar pada 24-29 Januari 2023 di Gelanggang Olah Raga (GOR) Pangsuma di Pontianak, Ibukota Kalbar, Kejati Futsal CUP 2023 diinisiasi oleh
Kejaksaan Tinggi (Kejati) Kalbar dan Satuan Siswa Pelajar dan Mahasiwa (Sapma) dari Pemuda Pancasila (PP) Kalbar.

Menurut Ketua Sapma PP Kalbar, Akbar Ramadhan, S.Pd kepada Suara Pemred, Kajati Futsal CUP 2023 bakal digelar dengan tiga kategori, yakni Kategoti SD, Kategori SMA dan Kategori Instansi.

"Jumlah peserta Kategori SD yang sudah masuk sebanyak 12 timl SMA 24 tim; dan Kategori Instansi sebanyak 18 tim," kata Akbar di Pontianak, Kamis, 19 Januari 2023.

Kegiatan tersebut, lanjutnya, terkait pula dengan pembinaan atlet futsal di Kalbar, mengingat kemajuan yang semakin besar dari futsal itu sendiri.

"Apalagi ada dua tim futsal terbaik Kalbar yang masuk dalam laga Liga Pro, yakni Kancil WHW, dan Radit FC. Selain itu, banyak atlet futsal yang berbakat di daerah kite ini, dan juga mereka memiliki kompetisi yang baik, sehingga patut diapresiasi oleh kita bersama," lanjutnya.

Senada itu, DR Masyhudi, SH, MH, Kepala Kejati (Kajati) Kalbar mengakui bahwa tujuan dari Kejati Futsal Cup 2023 ini adalah untuk menumbuhkembangkan atlet futsal di Kalbar.

Selain itu, lanjutnya, iven tersebut dimaksudkan untuk menjalin silahturahmi antarbibit atlet dengan instansi dan pemerintah.

Bahkan, Kajati Kalbar juga menyatakan bahwa futsal akan pula membuka lowongan kerja (loker) untuk menjamin masa depan dari si atlet berprestasi.

Artinya, kata Kajati Kalbar: "Ini (Kejati Futsal Cup 2023) dalam rangka untuk mewujudkan harapan besar bahwa ada jaminan ke depan."

Melalui bakat atlet futsal ini, menurutnya, bisa pula dilakukan rekrutmen sesuai kompetensi di instansi instansi, sehingga para atlet termotivasi untuk meningkatkan prestasi.

Kajati Kalbar lebih lanjut menyambut baik, dan mengaku bersemangat untuk menggelar kompetisi tersebut sehingga berharap bahwa pertandingan ini dapat berjalan dengan lancar dan baik.

Kajati Kalbar juga berterima kasih kepada semua pihak yang turut mendukung dengan pegelaran ini.

Sementara itu, Akbar berharap bahwa PP melalui Sapma dan pihak Kajati Kalbar bisa bekerja sama sebaik mungkin untuk menggelar kegiatan Kejati Futsal Cup 2023.

"Inilah bentuk aktualisasi kami dalam memberikan kontribusi pembinaan olahraga, khususnya futsal di Kalimantan Barat," katanya.

PP atas nama Sapma berharap bahwa dengan kegiatan ini maka para atlet terbaik tersebut dapat dilirik oleh instansi instansi-instansi lain setelah mereka selesai bersekolah.

"Artinya, prestasi mereka ini dapat menjadi salah satu pertimbangan tambahan dalam perekrutan kepegawaian di instansi-instansi," lanjutnya.

"Untuk itulah dalam iven ini, kami kompetisikan juga kategori instansi. Tujuannya, agar terjalin silahturahmi antarkategori dan pihak-pihak terkait dalam wadah kompetisi ini," lanjut Akbar.

Kegiatan ini akan diawali dengan technicall meeting peserta di Aula Kejati Kalbar, Sabtu, 21 Januari 2023.

Karena melibatkan pelajar, kegiatan ini pun direkomendasikan, dan didukung oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalbar dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pontianak, yang juga didukung dan direkomendasikan oleh Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Kalbar.

Geliat Futsal di Kalbar

Futsal sendiri telah menjadi olahraga yang benar-benar merakyat di Kalbar, sehingga terus dipantau terkait pembinaan oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kalbar.

Kepala Bidang Olahraga Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kalbar menyatakan kepada Provinsi Kalimantan Barat, Ganda Yulianto Butar Butar

Kepala Bidang Olahraga Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Barat, Ganda Yulianto Butar Butar mengakui hal itu dalam Kongres Luar Biasa Asosiasi Futsal Provinsi Kalbar di Pontianak, Sabtu 6 Maret 2021.

Menurut Butar-butar, pihaknya selalu memantau setiap induk cabang olahraga yang ada di Kalbar, khususnya terkait dengan pengembangan organisasi, seperti Asosiasi Futsal Provinsi Kalbar.

Butar-butar menekankan bahwa yang ditekankan pihaknya dalam pengawasan tersebut adalah pengembangan organisasinya.

Diakuinya bahwa kegiatan futsal selama ini berjalan dengan baik dan profesional. Itu sebabnya Butar-butar menilai wajar jika klub0klub futsal di Kalbar terus berkembang.

Hanya saja diingatkan agar organisasi yang menaunginya dapat terus melakukan pembinaan yang lebih baik dan profesional bagi atlet-atletnya.

"Sebab jika klub tidak dibina, maka itu percuma, karena tidak akan ada organisasi yang dapat berjalan, tanpa adanya klub," tegas Butar-butar.

Butar-butar lebih lanjut berpesan supaya semua organisasi olahraga di Kalbar termasuk futsal, bisa lebih profesional.

Hanya saja, diakuinya bahwa kepengurusan organisasi hanya akan berjalan dengan baik selama AD dan ART-nya tidak berdasarkan kepentingan kelompok.

Butar-butar mengingatkan pula bahwa hal penting yang juga harus dilakukan di mana pembinaan atlet dan juga wasit akan sangat berpengaruh terhadap kompetensi profesional.

Karena itu diperlukan pembinaan yang lebih intens. Butar-butar menambahkan bahwa pihaknya selalu memberi stimulasi terkait semua program di instansinya.

Ini terutama kegiatan-kegiatan yang rutin dan bukan secara parsial.

Menurut Butar-butar, sesuai Inpres Nomor 3 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Persepakbolaan Nasional, maka setiap daerah harus mampu melakukan kompetisi secara berjenjang.

"Nanti muaranya adalah ke tim Nasional di Indonesia dalam rangka Piala Dunia ke depan, yang bisa dilakukan melalui kompetisi di setiap daerah.


Futsal di Indonesia: Fenomena Lapangan Tanah!

Fenomena futsal di Indonesia adalah kerap dimainkan di lapangan tanah oleh banyak warga terutama di Pulau Jawa, sebagaimana teurngkap dalam penelitian Hanif Prabowo dari Universitas Sebelas Maret, Kota Solo, Provinsi Jawa Tengah.

Dilansir dari Journal of Sport and Health, Volume 2 Nomor 1 1, Desember 2020, penelitian ini digelar di Kabupaten Sragen.

Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan datanya
menggunkan metode observasi, wawancara (dibagi kedalam tiga kategori yaitu pemain dan pelaku
olahraga, penonton dan pelaksana kegiatan olahraga futsal lapangan tanah), dan dokumentasi.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pertama, fenomena masyarakat bermain futsal outdoor di Sragen, dianggap hal yang sudah lama ada.

Hal ini karena bentuk permainan olahraga futsal outdoor ini, hampir sama dengan permainan tradisional yang disebut cetukan.

Kedua, motif masyarakat untuk melakukan futsal lapangan tanah adalah untuk melepas penat, mendapatkan kebugaran dan berkumpul bersama teman.

Ketiga, nilai-nilai yang terkandung dalam bermain futsal lapangan tanah, di antaranya nilai sportivitas, nilai kerjasama, nilai kekompakkan, nilai disiplin, nilai komunikasi, dan nilai menghormati orang lain.

Futsal muncul dan berkembang di Indonesia dimulai sekitar tahun 2004, yang ditandai dengan seringnya digelar pertandingan sepakbola ruangan.

Namun saat it, u istilah futsal belum populer karena penamaan untuk permainan itu adalah sepakbola ruangan. Format permainan sepakbola ruangan dan futsal memiliki kesamaan yang identik pada 2006.

Sepakbola ruangan dipopulerkan dengan istilah futsal. Hal ini terkait dengan semakin merebaknya pertandingan sepakbola di televisi serta dengan elemen-elemen pendukung dari olahraga sepakbola.

Perkembangan ini ditandai dengan masuknya sekolahsekolah sepakbola asing ke Indonesia dengan kelas khusus futsal.

Berdasarkan pengamatan, sekarang ini terjadi fenomena yang banyak dilakukan masyarakat Sragen.

Mereka memilih melakukan olahraga yang ekonomis serta mudah untuk dilakukan. Contohnya, jalan-jalan pagi, jogging, bersepeda, senam minggu pagi, dan bermain futsal.

Olahraga futsal dilakukan ditempat khusus yang diperuntukan untuk bermaian futsal, di mana di Sragen biasanya terdapat tempat khusus untuk bermain futsal yang disewakan untuk umum.

Tetapi, seiring berjalannya waktu masyarakat Sragen mulai merasa keberatan dari segi biaya, karena harus menyewa lapangan, dan masih jarangnya lapangan futsal yang ada di kabupaten itu.

Menurut masyarakat futsal di dalam ruangan banyak mengeluarkan biaya selain harus menyewa tempat, juga terkendala masih sedikitnya jumlah gedung atau lapangan futsal di daerah Sragen.

Untuk mengatasi beberapa kendala tersebut, masyarakat Sragen memodifikasi permainan futsal. Mereka memodifikasi lapangan untuk bermain futsal, yang tentunya memanfaatkan lahan kosong yang mudah di akses dan digunakan oleh masyarakat setempat.

Futsal lapangan tanah menggunakan lapangan tanah ini pertama kali muncul di Desa Taraman, Kecamatan Sidoarjo pada 2012, dan sampai sekarang sangat pesat sperkembangannya.

Awalnya, mereka hanya bermain futsal di lapangan tanah terbuka dengan jumlah pemain yang bebas atau seadanya, tidak bersepatu, dan tidak berkostum.

Permainan dengan penampilan ini sampai kini sudah terorganisir. Jumlah pemainnya disamakan dengan jumlah pemain futsal resmi yakni lima pemain, menggunakan sepatu dan bahkan sudah menggunakan kostum.

Pele pun Kembangkan Bakatnya dari Futsal

Futsal sendiri, dilansir dari Wikipedia, adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya, memasukkan bola ke gawang lawan, dengan memanipulasi bola dengan kaki.

Selain lima pemain utama, setiap regu juga diizinkan memiliki pemain cadangan. Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan.

Futsal turut juga dikenali dengan berbagai nama lain. Istilah 'futsal' adalah istilah internasionalnya, berasal dari kata Spanyol atau Portugis, futbol (sepak bola) dan sala (dalam ruangan).

Futsal dipopulerkan di Montevideo, Uruguay pada tahun 1930 oleh Juan Carlos Ceriani. Keunikan futsal mendapat perhatian di seluruh Amerika Selatan, terutamanya di Brasil.

Ketrampilan yang dikembangkan dalam permainan ini dapat dilihat dalam gaya terkenal dunia, yang diperlihatkan pemain-pemain Brasil di luar ruangan, tepatnya di lapangan berukuran biasa.

Pele, bintang terkenal Brasil, contohnya, mengembangkan bakatnya di futsal. Sementara Brasil terus menjadi pusat futsal dunia, permainan ini sekarang dimainkan di bawah perlindungan Federation Internationale de Football Association di seluruh dunia, dari Eropa hingga Amerika Tengah dan Amerika Utara serta Afrika, Asia, dan Oseania.

Pertandingan internasional pertama diadakan pada 1965, dan Paraguay menjuarai Piala Amerika Selatan pertama. Enam perebutan Piala Amerika Selatan berikutnya diselenggarakan hingga tahun 1979, dan semua gelaran juara disapu habis Brasil.

Brasil meneruskan dominasinya dengan meraih Piala Pan Amerika pertama pada 1980, dan memenangkannya lagi pada perebutan berikutnya pada 1984.

Kejuaraan Dunia Futsal pertama diadakan atas bantuan FIFUSA (sebelum anggota-anggotanya bergabung dengan FIFA pada 1989) di Sao Paulo, Brasil, 1982, yang berakhir dengan Brasil di posisi pertama.

Brasil mengulangi kemenangannya di Kejuaraan Dunia kedua pada 1985 di Spanyol, tetapi menderita kekalahan dari Paraguay dalam Kejuaraan Dunia ketiga pada 1988 di Australia.

Pertandingan futsal internasional pertama diadakan di AS pada Desember 1985, tepatnya di Universitas Negeri Sonoma di Rohnert Park, California.***

Reporter, penulis dan editor: Patrick Sorongan
Sumber: Liputan & berbagai sumber

 

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda