Syiar Ramadan post authorKiwi 19 Mei 2020

Muhasabah Ramadan di Masa Pandemi

Photo of Muhasabah Ramadan di Masa Pandemi Khairul Abror, S. Psi, Komisioner KPU Singkawang

RAMADAN adalah Bulan dimana pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan dibelenggu. Bulan yang sepuluh hari pertamanya Rahmat, sepuluh keduanya ampunan dan sepuluh terakhirnya pembebasan dari api neraka.

Bulan turunnya Al-Qur'an. Bulan yang di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Bulan yang menjadikan setiap hembusan nafas adalah zikir dan tidurnya adalah ibadah.

Bulan yang setiap detiknya mustajab. Bulan yang setiap amalan kebaikan dilapatgandakan pahalanya. Bulan yang mengajarkan kejujuran, kedisiplinan, keikhlasan, kesabaran, kepedulian sosial, kepatuhan, serta nilai-nilai kemanusiaan lainnya.

Bulan yang mengembalikan manusia kepada fitrahnya. Bulan yang keistimewaan dan keutamaannya seolah tak pernah habis dikaji.

Bulan yang diharapkan sepanjang tahun agar menjadi bulan ini semua.

Bulan yang kedatangannya dinanti dengan penuh gembira, dan kepergiannya diiringi dengan gema Takbir, Tahlil, Tasbih dan Tahmid penuh kerinduan dan harap agar bertemu kembali dengannya.

Mungkinkah ini Ramadan terakhir kita?  Apa yang telah kita perbuat dalam mengisi Ramadan kali ini? Sudahkah kita memaksimalkan usaha mengisi Ramadan dengan segala bentuk kebaikan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah?

Semestinya di masa Pandemi ini, kita lebih banyak waktu berkhalwat menyendiri mengabdi dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Seharusnya hati ini selalu bergetar penuh cinta ketika membaca kalam-kalam Nya.

Sesungguhnya kita mampu lebih banyak berbagi dan bersedekah dengan rezeki yang telah dilimpahkan olehNya. Selayaknya sebagai hamba kita bersabar atas segala ujian dan cobaan dariNya.

Sepantasnya kita bersyukur atas segala limpahan nikmat dan karunia yang tiada henti-hentinya mengalir pada kita hingga detik ini kita masih diberikan kesempatan hidup untuk bertaubat dan memohon ampunan-Nya

Sebenarnya kita bisa menjadikan semua pekerjaan, rutinitas dan aktivitas dalam kondisi apapun, dimanapun dan kapanpun sebagai bentuk ibadah kita hanya kepada Nya, bahkan hidup dan mati kita pun hanya untukNya.

Seyogyanya kita dapat melakukan kebaikan-kebaikan yang lebih banyak dalam rangka mendekatkan diri padaNya, namun apakah kita melakukannya? Kini bulan Ramadan sebentar lagi meninggalkan kita. Masihkah kita lalai dan menyia-nyiakannya?

Ya Allah bukankah Kau Maha Pemaaf dan suka memaafkan? Maka maafkanlah kesalahan dan kelalaian Kami.

Mari kita mengoptimalkan detik-detik terakhir di bulan Ramadan ini dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah kita kepada Allah dengan meniatkan semua aktifitas kita baik dalam rangka mencari nafkah, maupun kegiatan yang lain sebagai bentuk ibadah kita kepada Allah.

Semoga amal kita diterima dan diberikan kesempatan untuk bertemu kembali dengan bulan suci Ramadan di tahun yang akan datang dalam keadaan yang lebih baik. (*)

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda