PONTIANAK, SP - Sungguh malang nasib yang dialami Fauzan Azima, seorang santri di pondok pesantren Darussalam Sengkubang, Kecamatan Mempawah Hilir, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat yang dianiya dan disuruh meminum air liur kakak kelas di pesantren tempat ia menimba ilmu.

Peristiwa penganiayaan itu pun,  telah dilaporkan ke Polres Mempawah beberapa pekan lalu, namun sayangnya pelaku penganiayaan sampai saat ini belum ditahan, bahkan  polisi yang menangani kasus tersebut malahan menyodorkan surat pernyataan damai yang kemudian di tolak oleh keluarga korban.

Eva Monarita, bibi korban penganiayaan meminta keadilan kepada penegak hukum, agar para pelaku yang menganiaya keponakannya, dapat dihukum setimpal sesuai  dengan perbuatan yang mereka lakukan.

Ia pun kemudian, menceritakan kronologis yang dialami keponakannya saat bertandang ke kantor Suara Pemred.

Peristiwa penganiayaan itu berawal, disaat korban tak memberitahu pengasuh di pondok pesantren Darussalam Sengkubang saat berkunjung ke rumah keluarganya selama seminggu.

Ketika kembali ke pondok pesantren tersebut, korban secara tiba-tiba dianiaya para pelaku yang merupakan seniornya di pondok pesantren Darussalam.

Menurut pengakuan korban, saat berada di lantai dasar pesantren, ia bersama temannya,  tiba-tiba dipanggil oleh seniornya untuk naik ke lantai dua.

Sesampainya di lantai dua, korban pun langsung dianiaya oleh para seniornya dengan cara dipukul dan dinjak disekujur tubuhnya, sehingga korban mengalami luka lebam dan lecet di pelipis mata serta punggung korban.

Tak hanya siksaan itu saja, namun korban juga disuruh meminum air liur pelaku  dan disiram dengan air septic tank.

Akibat peristiwa tersebut, hingga kini korban pun mengalami trauma yang berkepanjangan, dan tidak mau melanjutkan pendidikan lagi ke pondok pesantren Darussalam Sengkubang.

Saksikan berita selengkapnya, dalam tayangan News PemredTV diatas.