Selain gula pasir, Sidak kali ini juga mengecek stok dan harga Bapokting di pasar tradisional Flamboyan dan pasar modern, Mitra Anda. Di dua lokasi tersebut juga ditemukan kenaikan harga Bapokting. "Cuma belum signifikan, masih terhitung wajar," ungkapnya.
Suib memastikan, bersama instansi terkait akan terus memantau stok dan harga Bapokting menjelang bulan suci Ramadan dan Idulfitri, termasuk di tengah pandemi virus corona sekarang ini.
“Pemantauan akan terus kita lakukan. Kita tidak mau di saat kondisi sekarang ini agar masyarakat tenang,” yakinnya.
Di tempat yang sama, Kepala Disperindag Provinsi Kalbar, Samuel juga mengakui saat ini harga jual gula pasir di Kalbar mengalami kenaikan. Permasalahannya berkurangnya pasokan gula pasir yang mengakibatkan kenaikan harga telah disampaikan ke pemerintah pusat.
"Informasi yang kita dapat pemerintah pusat sudah membuka kran untuk import gula pasir," ujarnya.
Gula pasir import itu kelak akan didistribusikan ke daerah-daerah di Indonesia, termasuk Provinsi Kalbar. "Mudah-mudahan pertengahan April nanti gula pasir tersebut sudah datang, sehingga harganya bisa turun kembali," harap Samuel.
Sementara kemungkinan menggelar pasar murah untuk menstabilkan harga gula pasir, kata Samuel, sedang dibahas. "Karena situasi sekarang, kita tidak boleh membuat kerumunan. Kita akan cari polanya seperti apa nanti," tuturnya.
Anggota Satgas Pangan Polda Kalbar, AKP Mangasi Sitorus meyakinkan sampai saat ini pihaknya belum menemukan adanya spekulan yang menimbun kebutuhan bahan pokok.
“Namun Tim Satgas Pangan aktif melakukan pengecekan di lapangan setiap hari, dan kita ada data sistem online pengecekan harga dan ketersedian pokok,” tegasnya.
Mengenai adanya kenaikan harga bahan pokok menjelang hari raya Idulfitri menurut Sitorus dikarenakan adanya kekhawatiran masyarakat dan pengusaha.
“Tingginya harga gula juga menjadi pertimbangan pengusaha untuk mendatangkan gula, kita sudah mengimbau pengusaha agar tetap mendatangkan gula untuk memenuhi kebutuhan di Kalbar,” pungkasnya. (jee)