MEMASUKI medio 2022 ini, pecinta musik di dunia khususnya di Indonesia termasuk di Pontianak mulai akrab dengan gemuruh musik lewat konser musik offline alias yang langsung berinteraksi secara fisik dengan penonton.
Bahkan, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas 1 Supadio Pontianak, sempat diserbu oleh telpon dari banyak warga Kelurahan Marina.
Bumi yang bergetar sempat disangka sedang terjadi gempa.
Belakangan diketahui, getaran itu berasal dari sejumlah sound system yang dipasang di halaman Hotel Grand Mahkota Pontianak, selama dua festival musik pada Juli dan Agustus 2022.
Dua festival musik ibni digelar di Hotel Grand Mahkota Pontianak, masing-masing Bless This Festival (BTF) menjelang akhir Juli, dan Pesta Pora pada Agustus 2022.
Kalangan pengamat musik di Kalimantan Barat menilai, dua konser ini fenomenal.
Hal ini jika melihat dari jumlah musisi berkelas dari Jakarta yang terlibat serta juga dikaitkan dengan segera berakhirnya pandemi COVID-19.
"Fenomenal, karena per satu festival ini saja, yang hadir adalah sederet penyanyi dan grup band papan atas dari Jakarta, selain anak-anak band dan penyanyi dari Pontianak dan sekitarnya," kata Thomas Sariswang.
Kepada Suara Pemred, Kamis, 6 Oktober 2022, owner Kafe Tamansse yang juga pemilik sebuah event organizer (EO) musik pribadi ini, mengakui bahwa dua konser itu membuktikan Pontianak ternyata dilirik sebagai pangsa pasar yang sangat potensial dari kalangan pemusik dan vokalis berkelas Jakarta.
"Dengan satu gerbong musisi dan penyanyi per festival ini, boleh dikatakan fenomenal, setelah kita selama hampir dua tahun sejak 2022 terkunci oleh berbagai pembatasan akibat pandemi," lanjutnya.
Eforia penikmat musik, terutama dari kalangan milenial begitu terasa selama dua kali festival musik ini.
Setelah terkekang selama hampir dua tahun akibat pandemi, dua festival yang digelar di halaman Hotel Grand Mahkota Pontianak ini pun dipadati penonton, bahkan hingga meluber memadati Jalan Rajawali.
Bertitel Vaccinated, Festival, Alive, BTF yang digelar pada 2 Juli dan 3 Juli 2022, menghadirkan sederet band dan musisi.
Mulai dari Burgerkill, d'Masiv, Nadin Hamizah, Nevertheless, Coffternoon, Take It Easy, Cabik, LAS!, Jerones, Keep Ourself Alive, Vievv, Limous & Nefvertari, King of Borneo, Circafaith, Hijrah, DBHC, Ikka Teri, Public Noise, Parkinson, UTARA, Discrusth, Minimal Tension, Wai Rejected, dan Hira.
Jumlah penonton di festival ini juga ternyata melebihi yang diperkirakan.
Tiket yang terjual pun mencapai empat ribu lembar, dengan harga masing-masing Rp 100 ribu untuk dua hari festival, dan Rp 75 ribu untuk satu hari.
Konser berikutnya, Pesta Pora pada 26 Agustus 2022 berhasil menjual lima ribu tiket seharga Rp 100 ribu sudah termasuk pajak.
Pesta Pora menampilkan sejumlah musisi papan atas, termasuk Kunto Aji, Feel Koplo, dan dua grup band lokal, Merah Jingga dan Manjakani.
Donny A Rohi, General Manager Hotel Grand Mahkota Pontianak, mengakui bahwa dengan luas hampir satu hektar lebih, maka halaman hotel tersebut akan cocok sebagai lokasi berbagai even, termasuk festival atau konser musik.
"Memang halaman hotel kami paling representatif karena luas dan strategis. Tapi, kami bukan hanya akan jadi 'hotel konser', tapi juga menjadi lokasi berbagai exhibition production alias expo, seperti misalnya food festival," katanya.
Berbagai iven besar skala nasional, semisal festival musik atau ekspo dipastikan akan marak di Indonesia setelah negara ini memasuki masa transisi dari pandemi ke epidemi COVID-19.
Di Pontianak sendiri pasca masa pandemi, bisnis perhotelan maupun bisnis kreatif dipastikan akan kembali menggeliat karena turun tangannya semua bisnis ini dengan melibatkan para pemangku kepentingan (stake holder).
"Semuanya tentu saja akan berlomba-lomba lagi untuk mencari tamu, sehingga persaingan di bisnis perhotelan akan semakin bergairah lagi," tambahnya.
Kerjasama pihak perhotelan dengan pihak EO baik untuk musik maupun berbagai iven lain juga penting.
"Apalagi jika dimediasi oleh instansi terkait dari pemerintah, maka tentunya akan lebih dinamis dan kreatif. Kan satu iven seperti musik, bisa dikombinasikan, misalnya dengan pameran UMKM, seperti telah kami lakukan dalam dua kali festival musik," jelas Donny.
Senada itu, Thomas menilai pentingnya peran pemerintah untuk terus membina semua industri yang terkait dengan pariwisata dan kreativitas.
"Dalam festival musik, tentunya akan lebih baik lagi jika pemerintah di kabupaten dan kota ikut mendukung untuk pertunjukkan di wilayah masing-masing," jelasnya.
Menurut Thomas, eforia penikmat musik pasca pandemi harus bisa dimanfaatkan sebaik mungkin.
"Tapi tentu saja sebaiknya ada nilai edukasi, misalnya bisa melibatkan unsur musik etnik," tambahnya.
Kafe Tamanni yang dikelola Thomas pada medio Oktober 2022 ini akan menggelar pertunjukkan musik. Para pemusik yang akan tampil adalah kaum milenial.
Tiket seharga Rp 150 ribu per lembar, menurut Thomas, sudah hampir habis terjual dari total hampir 2.000 lembar.
"Kapasitas kafe kami, baik untuk yang duduk atau berdiri maksimum dua ribu orang lebih. Nah, tingkat penjualan tiket ini membutikan bawah musisi-musisi lokal dari daerah-daerah di Kalbar tidak kalah bersaing dengan yang dari Jakarta," lanjutnya.
Bahkan, dari usia pemusik yang tampil serta pembeli tiket yang juga masih remaja, terindikasi bahwa kaum milenial Pontianak dan sekitarnya adalah penikmat musik sejati.
Beda dengan pemusik luar daerah terutama dari Jakarta yang bergantian tampil di Pontianak. mereka rata-rata dari era 2.000-an.
"Nah, anak-anak muda kita di Pontianak dan sekitarnya, lebih suka untuk musik yang kekinian, juga dengan beragam genre," katanya.
Karena itu, Thomas menyarankan supaya kalangan EO luar daerah sebaiknya pula agar berkolaborasi dengan pihak lokal.
"Termasuk membantu mengorbitkan musisi lokal yang punya potensi untuk rekaman di Jakarta. Di Pontianak dan daerah-daerah luar Pontianak, banyak musisi kita yang berbakat. Mereka juga show di daerah-daerah lain di Kalbar," lanjut Thomas.
Pandemi tak Hentikan Musisi Berkarya
Kalangan musisi sendiri harus bisa terus berkarya.
"Artinya, jangan lupa menyanyikan lagu penyanyi lain atau meniru musiknya saja. Harus kreatif," saran Thomas yang juga memiliki EO pribadi.
Pemerintah sendiri tak pernah berhenti mendukung kreatvitas musisi Indonesia.
Ini diakui oleh Direktur Musik, Film, dan Animasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf) Mohammad Amin.
"Bahkan pandemi tidak menyurutkan proses kreatif dalam berkarya. Tantangannya terletak pada bagaimana mengedukasi masyarakat untuk mengadopsi teknologi yang terus berkembang," katanya di Jakarta, dilansir Antara, 27 Desember 2021.
Karena itu, pemerintah akan mengupayakan produk hukum untuk melindungi pelaku industri musik yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi.
Hal ini ditegaskan oleh Amin dalam forum bertajuk Industri Musik Indonesia 2022: Ayo Hadapi Tantangan dan Raih Peluang-peluang di Era Hibrida.
Merujuk data dari Anugrah Musik Indonesia (AMI), AMI Awards 2021 menerima 4.645 karya. Angka tersebut meningkat dibandingkan tahun 2020 yang menerima 2.971 karya.
Selain itu, pada Juni 2020, Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki nilai pasar streaming musik terbesar di dunia, menduduki posisi ke-18.
Amin menegaskan, layanan streaming berperan penting dalam penyelenggaraan acara hibrida, yang mampu menjangkau penonton di luar area daring.
Sementara itu, Dahlia Wijaya, Country Director Believe Indonesia, tetap berharap akan lebih banyak acara musik daring yang diselenggarakan pada 2022.
Menurutnya, konser musik akan memberikan pengalaman yang berbeda.
“Pasti ada euforia pra dan pasca konser yang membuat orang ingin mendengarkan lagi lagu-lagunya, sehingga akan meningkatkan streaming," katanya.
"Menyimpan kenangan dari kehadiran di konser dan membaginya melalui media sosial juga memberikan dampak yang akhirnya, akan memberikan pendapatan lebih bagi para artis,” lanjut Dahlia.
Sependapat dengan Dahlia, CEO Juni Records Andryanto juga menilai, pertunjukkan secara daring akan memberikan manfaat bagi seluruh pihak.
“Adanya pertunjukkan offline di masa depan akan memberikan manfaat bukan saja bagi para artis, tapi juga memberikan pendapatan bagi seluruh elemen dalam ekosistem industri musik,” katanya.
Meski demikian, Andryanto sangat memahami bahwa pandemi telah mengubah siklus bisnis sehingga saat ini perusahaannya tetap fokus merilis lagu dan mempromosikannya melalui platform digital.
Sedangkan Ketua Asosiasi Promotor Musik Indonesia dan CEO Berlian Entertainment Dino Hamid -yang belum lama ini menyelenggarakan Drive-in Concert- mengakui bahwa adaptasi, inovasi, dan kolaborasi merupakan kunci untuk menerapkan cara baru dalam melakukan usaha.
“Sayangnya, model bisnisnya masih belum ideal mengingat perlu investasi besar untuk menyertakan anggaran protokol kesehatan. Selain itu, pihak sponsor juga belum bisa memberikan kepastian,” imbuh Dino.
Memang, pandemi telah 'menemukan' gaya baru dalam konser yakni secara daring alias lewat internet.
Konser Musik Offline akan Tinggalkan Konser Hibrid?
Hanya saja, banyaknya keterbatasan termasuk minusnya interaksi antara penonton dan pemusik hanya akan membuat festival atau konser secara daring (hibrid) akan lebih dikesampingkan ketimbang festival musik yang secara fisik langsung berhubungan antara musisi dan penonton (offline).
Memang, setelah dua tahun vakum, akhirnya pemerintah melonggarkan industri musik untuk kembali bersinar. Kemenparekraf memastikan konser musik baik konser hybrid (online-offline) atau terbuka (offline) dapat kembali digelar di Indonesia.
Lalu apa saja festival musik yang akan diselenggarakan di Indonesia tahun 2022? Berikut rangkumannya, dilansir dari Digination.
TXT
Siapa yang tak mengenal Tomorrow X Together? Grup Idol ini dijadwalkan menggelar konser di Jakarta pada 12 Oktober 2022 mendatang.
Konser ini merupakan salah satu konser dari empat kota di Asia yang dipilih TXT. Nantinya, TXT akan menggelar konser di ICE BSD. Sayangnya, belum ada kabar terkait pembelian tiketnya.
Justin Bieber
Pada 2-3 November 2022, musisi dunia Justin Bieber juga dijadwalkan datang ke Indonesia untuk menggelar tur Justice World Tour.
Konser musik yang akan dilaksanakan di Stadion Madya Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta.
Namun, pihak penyelenggara pun belum bisa mengabarkan kelanjutan konser ini karena kondisi Justin Bieber yang belum pulih sejak didiagnosa mengidap sindrom Ramsay Hunt yang membuat wajahnya lumpuh sebagian.
Sementara dilansir dari stasiun televisi berita Prancis, Euro News, Senin, 18 Juli 2022, Tomorrowland, salah satu festival EDM (Electronic Dance Music) terbesar di dunia, telah kembali setelah dua tahun tiarap karena pandemi.
Festival, yang menyambut sekitar 600.000 pengunjung pesta dari lebih dari 200 negara selama tiga akhir pekan, berlangsung di Kota Boom, Belgia, 15-17 Juli, 22-24 Juli, dan 29-31 Juli 2022.
Sejak awal, festival ini telah ada di daftar ember setiap pecinta musik dansa - dan untuk alasan yang bagus.
Festival ini menggabungkan yang terbaik dari EDM, house, drum dan bass, techno dan musik trance dengan kembang api yang spektakuler.
Produksi panggungnya rumit dan lineup yang tak terlupakan untuk menyaingi orang-orang, seperti Glastonbury, Burning Man, dan Coachella.
Lineup festival Belgia baru-baru ini menampilkan artis dan DJ superstar, termasuk Armin Van Buuren, The Chainsmokers, Diplo, Martin Garrix, Amelie Lens dan Carl Cox.
Untuk penyelenggara dan peserta Tomorrowland yang sering datang, kembalinya tahun ini sudah lama datang.
"Kita bisa berpesta, kita bisa berpelukan, kita bisa berciuman, kita bisa melakukan apapun yang kita suka. Dan kita berharap tetap seperti ini di tahun-tahun mendatang," jelas Debby Wilmsen, juru bicara Festival Tomorrowland.
"Tapi, cukup sulit untuk memulainya karena sudah lama sejak festival. Tapi kami masih penuh energi positif dan kami sangat senang berada di sini lagi," lanjutnya.
Salah satu fitur paling unik Tomorrowland adalah festival tanpa uang tunai - peserta menggunakan mata uang imajiner bernama 'Mutiara', yang dapat ditambahkan ke gelang tanpa kontak online sebelum festival.
Sementara NME Asia melaporkan sederet konser dan festival musik terbesar di Asia Tenggara pada 2022.
Di antaranya, boyband Seventeen yang tampil d Jakarta (24-25 September); Manila (8-9 Oktober), Bangkok (1 dan 2 Oktober), dan Singapura (13 Oktober).
Synchronize Fest, Jakarta, Indonesia, 7-9 Oktober
Festival musik Indonesia Synchronize Fest telah mengumumkan tanggal untuk acara Oktober 2022 ini setelah dua tahun lagi karena pandemi coronavirus.
Sementara lineup belum diumumkan, festival ini terkenal karena menampilkan bakat terbaik yang ditawarkan Indonesia.
Tiket untuk festival 2020 yang dibatalkan juga akan diterima di festival Oktober 2022.
Boys Like Girls, Filipina, Singapura, Malaysia
Tampil pada10-12 Oktober di Filipina, 14 Oktober di Singapura, dan 15 Oktober di Malaysia, band pop rock Boys Like Girls akhirnya kembali ke Asia Tenggara pada Oktober ini.
Hal ini terjadi setelah banyak penjadwalan ulang dan penundaan karena pandemi.
Namun kali ini, mereka akan memainkan tiga pertunjukan berturut-turut di Filipina, dan pertunjukan satu malam di Singapura dan Kuala Lumpur, Malaysia.
Konser tersebut akan menampilkan band ini menampilkan album self-titled 2006 kesayangan mereka secara keseluruhan.
Calum Scott
Penyanyi dan penulis lagu Inggris, Calum Scott telah mengumumkan tur Asia Tenggara untuk mendukung album keduanya, Bridges.
Tur ini akan melihat dia tampil di Manila, Bangkok, Jakarta, Kuala Lumpur dan Singapura untuk pertama kalinya sejak 2018.
Penampilannya di Manila pada 20 Oktober; 22 Oktober di Bangkok; 25 Oktober di Jakarta; 27 Oktober di Kuala Lumpur; 28 Oktober di Singapura
Berdendang Bergoyang
Festival Berdendang Bergoyang digelar di Jakarta pada 29-30 Oktober 2022, bakal menampilkan beberapa nama besar dalam musik Indonesia saat ini.
Dari 75 penampil ini antara lain Pamungkas, Rossa, Rizky Febian, Kahitna, HIVI!, IDGITAF, Laze, The Panturas, Tuan Tigabelas, Fourtwnty, D'Masiv, Prontaxan, Nadin dan Amizahdan.
Avril Lavigne
Penampilannya di Manila, 3 November, bakal akan menandai kembalinya dia ke Asia Tenggara pada 2022 lewat pertunjukan hanya satu malam di Araneta Coliseum di Manila.
Konser ini awalnya dijadwalkan untuk tahun 2020, tetapi ditunda karena pandemi virus corona.
Tiket yang dibeli pada 2020 dan konser Mei 2022 yang sekarang ditunda, bisa digunakan untuk pertunjukan November mendatang.***
Reporter, Penulis & Editor: Patrick Waraney Sorongan-Gobel
Sumber: Berbagai sumber