Opini post authorShella 11 Maret 2022

Road Map Meningkatkan Minat Belajar Siswa

Photo of Road Map Meningkatkan Minat Belajar Siswa Priyono Pasti, Guru di SMP/SMA Asisi Pontianak-Kalbar

MENJADI guru menuntut komitmen yang tinggi karena guru bukanlah pekerjaan biasa. Guru bukanlah tukang mengajar. Guru adalah panggilan jiwa yang bertugas mendidik, membentuk kepribadian, dan mengembangkan potensi yang dimiliki anak (transfer of attitudes and values) secara optimal. Ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik dikemas secara integratif dalam proses pembelajaran demi eksistensi dan aktualisasi diri anak.

Tugas mulia untuk mencerdaskan anak bangsa ini, acapkali membuat guru menjadi canggung karena ia (harus) menanggung beban psikologis yang tidak ringan. Diantaranya bagaimana mengatasi sulitnya siswa dalam menerima materi pelajaran yang disampaikan dan membuatnya doyan belajar.

Kala siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan, umumnya ada dua hal yang (selalu) dilakukan oleh guru. Pertama, menuduh siswa tidak serius belajar. Siswa sibuk sendiri, tidak bisa berkonsentrasi, ribut, susah diatur, dan sejumlah kata-kata/ungkapan yang tidak kalah peyoratifnya.

Kedua, guru mendorong agar siswa belajar lebih keras dan berusaha lebih gigih lagi. Guru selalu beranggapan bahwa kegagalan atau ketidakmampuan siswa memahami materi pelajaran terletak pada siswa itu sendiri bukan pada guru. Pertanyaan reflektifnya, apakah memang demikian? Ataukah sangat boleh jadi bahwa hal itu disebabkan oleh gurunya sendiri?

Pentingnya  Minat Belajar

Secara  substansial, minat berarti tertarik sepenuhnya, terlibat dengan suatu kegiatan karena menyadari  pentingnya kegiatan tersebut. Menurut Harry D. Kitson, berminat terhadap suatu hal berarti mendekatkan diri atau bahkan  menyamakan diri sendiri dengan hal itu. Hal ini berarti tiadanya jarak antara seseorang yang berminat dengan sesuatu hal yang dilakukannya.

Sementara minat belajar adalah keterlibatan seseorang secara penuh dengan segenap aktivitas memperoleh berbagai keterangan dan mencapai pemahaman yang lebih besar secara kritis, logis. Pendapat lain mengatakan bahwa minat belajar merupakan suatu sikap batin dan sikap akademik tertentu yang bersifat sangat pribadi dalam diri seseorang yang dapat mendorongnya untuk mencapai sukses dalam setiap kegiatan belajarnya.

Menurut John Adams, pada saat seseorang memiliki minat pada saat itulah perhatiannya tidak lagi dipaksakan melainkan menjadi spontan yang memungkinkan seseorang belajar dengan tekun, penuh semangat, penuh konsentrasi, dan menguasai pelajarannya.

Dari uraian di atas jelas sekali betapa Minat Belajar Anak akan sangat berpengaruh dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan guru dan kesuksesan belajarnya. Meskipun versi guru bahwa penjelasannya sudah sangat mendetail, namun jika minat belajar anak rendah bahkan tidak ada sama sekali hasilnya akan nihil. Di sinilah pentingnya guru belajar memahami siswa dan memotivasi mereka agar giat belajar sembari guru sendiri melakukan refleksi atas kinerjanya selama ini dan berubah ke arah yang lebih baik lagi.

Road Map Penting

Meningkatkan minat belajar siswa adalah salah satu tugas utama guru yang mutlak dilakukannya. Berikut adalah road map penting yang mesti dilakukan oleh guru untuk meningkatkan minat belajar siswa agar proses pembelajaran berjalan efektif dan hasil belajarnya optimal. Road Map itu diantaranya sebagai berikut.

Pertama, memberikan motivasi. Motivasi merupakan salah satu unsur yang perlu dimiliki anak untuk mendorong semangat dan minat belajarnya. Semakin kuat motivasinya semakin berminat ia belajar. Oleh sebab itu, guru hendaknya memberikam motivasi yang mendorong tumbuhnya kesadaran diri anak akan pentingnya belajar.

Kedua, menjelaskan tujuan belajar. Kelemahan kita pada umumnya tidak menjelaskan tujuan orang belajar itu untuk apa. Padahal tujuan belajar sangat penting untuk memberikan arah yang jelas bagi anak dalam belajar. Dengan tujuan belajar yang jelas, anak akan semakin bersemangat dan tekun dalam belajar.

Ketiga, menjelaskan manfaat belajar. Seperti halnya tujuan belajar, guru perlu menjelakan manfaat belajar bagi anak. Dengan memahami manfaat belajar tersebut anak akan lebih berkonsentrasi dan serius dalam belajar.

Keempat, memberi kesempatan belajar. Guru perlu menciptakan suasana belajar yang kondusif yang memungkinkan anak untuk belajar. Adanya kesempatan belajar yang tersedia semakin dimungkinkan hasil belajar anak akan menjadi lebih baik.

Kelima, menciptakan suasana kompetitif. Suasana kompetitif perlu ditumbuhkan pada diri anak baik dengan orang lain maupun dengan diri sendiri. Guru hendaknya mendorong semangat kompetitif yang sehat pada siswanya untuk mengejar prestasi. Menurut Sukmana, prestasi tersebut tidak melulu berupa angka yang baik tetapi juga peningkatan-peningkatan yang dicapai.

Keenam, memberikan teladan. Teladan merupakan obat yang paling mujarab untuk memacu semangat dan minat anak dalam belajar. Anak akan lebih mudah untuk belajar bila melihat gurunya senang belajar. Untuk itu berilah teladan kepada anak-anak dalam belajar.

Ketujuh, memberi hadiah.  Hadiah merupakan salah satu  unsur yang cukup penting untuk memacu minat anak dalam belajar. Dengan hadiah tersebut anak merasa dihargai, merasa diakui kemampuannya. Anak semakin diyakinkan bahwa dirinya mampu. Kepecayaan dirinya akan tumbuh sehingga anak akan semakin termotivasi dalam belajar. Dengan minat belajar yang tinggi maka hasil belajarnya pun akan menjadi lebih baik.

Kedelapan, jangan menyalahkan, bertanggungjawablah. Mencari kambing hitam merupakan perbuatan gampang, namun guru jangan melakukannya. Kala guru secara pribadi menghadapi kesalahan dan kegagalan, bertanggungjawablah atas semua itu. Bertanggung jawab merupakan contoh tindakan yang terpuji karena menunjukkan kerendahan hati, mengembangkan harapan, dan mengurangi kecenderungan untuk melakukan pemaksaan dalam mencapai tujuan. Guru yang bertanggung jawab, murid pun akan bertanggung jawab.

Kesembilan, praktikkan kerendahan hati. Bersikap rendah hati dengan apa yang kita ketahui dan dalam menyampaikan pengetahuan tersebut akan menyenangkan siswa karena mereka merasa tidak dipaksa. Mempraktikkan kerendahan hati mengharuskan guru untuk menerima dan mengakui bahwa guru bukan manusia super yang serba tahu. Bersikap rendah hati berarti menyediakan tempat untuk gagasan orang lain (siswa), bersedia mendengarkan, menghargai pertanyaan yang diajukan, bahkan meminta bantuan.

Kesepuluh, mulailah dengan pertanyaan. Siswa bukanlah tabula rasa. Terlalu banyak menjejali memunculkan rasa tidak suka. Oleh karena itu, awali proses pembelajaran dengan pertanyaan-pertanyaan yang menubmuhkan rasa ingin tahu di kalangan siswa.

Kesebelas, tetaplah terbuka. Bersikap paling benar dalam kebenaran Anda (baca: guru) tidak selamanya baik. Mengizinkan terjadinya kesalahan acapkali sangat membantu siswa menjadi benar. Untuk itu, belajarlah untuk menemukan kelebihan dalam gagasan setiap siswa. Berikan perhatian untuk mendengarkannya. Biarkan setiap siswa menggunakan kerangka referensi bahwa mereka perlu memahami konsep dan menjelaskan konsep tersebut kepada Anda dengan menggunakan cara mereka, bukan cara Anda. Singkatnya, terbukalah terhadap gagasan siswa.

Keduabelas, percayalah siswa bisa. Jika guru percaya bahwa siswa bisa,  mereka akan bisa. Siswa akan membuka diri mereka untuk belajar, tumbuh, berkembang, mekar, dan berbuah sebagaimana yang diharapkan.

Minat belajar merupakan urusan utama dan bagian mutlak yang perlu dimiliki setiap anak (peserta didik) disamping unsur lainnya seperti semangat keilmuan, hasrat mencapai sukses, sikap etis, disiplin pribadi, dan keterbukaan. Dengan melakukan sejumlah road map penting di atas secara berkelanjutan, diyakini minat belajar anak meningkat dan hasil belajarnya optimal. Semoga demikian!

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda