Nasional post authorelgiants 26 September 2025

Trump Puji Aksi Gebrak Podium Prabowo, Presiden RI di Sidang Umum PBB Tuai Pujian

Photo of Trump Puji Aksi Gebrak Podium Prabowo, Presiden RI di Sidang Umum PBB Tuai Pujian

JAKARTA, SP - Pidato Presiden Prabowo Subianto di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, yang berapi-api dengan “menggebrak” meja podium menuai banyak pujian dan sorotan, terutama dari para pemimpin dunia.

Momen yang paling banyak disorot adalah ketika Presiden AS, Donald Trump, secara langsung memuji Presiden Prabowo. Trump menilai pidato Prabowo penuh ketegasan dan energi yang mampu menarik perhatian para pemimpin dunia.

Pujian tersebut disampaikan Trump ketika Prabowo menghadiri Multilateral Meeting on the Middle East atas undangan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, di ruang konsultasi DK PBB, pada Selasa (23/9/2025).

Di antara deretan pemimpin dunia yang hadir, Presiden Trump tidak hanya berbicara tentang pentingnya forum tersebut bagi perdamaian di Timur Tengah, tetapi juga menyempatkan diri memberikan apresiasi khusus kepada Presiden Prabowo.

Dengan senyum yang disambut tatapan penuh perhatian dari para delegasi, Trump melontarkan pujiannya secara terbuka. Dia menilai pidato Presiden Prabowo penuh ketegasan dan energi, bahkan menyebut gaya komunikasinya mampu menggugah perhatian para pemimpin dunia.

"Anda juga, sahabatku. Pidato yang hebat. Anda melakukan pekerjaan yang luar biasa dengan mengetukkan tangan di meja itu. Anda melakukan pekerjaan yang luar biasa. Terima kasih banyak," ujar Presiden Trump sembari menoleh ke arah Presiden Prabowo.

Pujian itu sontak menjadi sorotan, mengingat pidato Presiden Prabowo di Sidang Majelis Umum ke-80 PBB dinilai penuh ketegasan dan energi. Bagi Presiden Trump, gaya Presiden Prabowo yang menggetarkan meja menjadi simbol keberanian dalam menyuarakan keadilan di forum internasional.

Bagi para hadirin, momen tersebut menghadirkan suasana cair di tengah diskusi serius tentang Gaza dan perdamaian Timur Tengah. Sebuah pengakuan dari Presiden AS terhadap pemimpin Indonesia yang baru pertama kali tampil di sidang umum PBB, namun langsung meninggalkan kesan mendalam.

Apresiasi itu bukan hanya sekadar pujian pribadi, tetapi juga mencerminkan pengakuan dunia atas posisi Indonesia sebagai suara penting dalam diplomasi global. Senyum yang mengiringi kata-kata Presiden Trump pun menjadi tanda, bahwa di balik ketegangan isu internasional, ada penghargaan tulus atas keberanian dan ketegasan yang ditunjukkan Presiden Prabowo.

Urutan ke-3 yang diberikan kepada Presiden Prabowo dalam SMU ke-80 PBB juga menegaskan posisi strategis Indonesia di mata dunia. Kehormatan tersebut dipandang sebagai bentuk pengakuan atas kepemimpinan Presiden Prabowo di tingkat global.

Indonesia juga dinilai mampu menjadi jembatan antara Utara dan Selatan, Barat dan Timur, sekaligus menjembatani kepentingan negara-negara besar dan berkembang dalam mencari solusi atas berbagai persoalan internasional.

Presiden Prabowo sendiri merespon pujian Presiden Trump dengan menyebut bahwa mungkin itu spontanitas (mengetuk meja) dan ciri khasnya dalam berpidato.

"Mungkin itu gaya saya," kata Presiden Prabowo seraya tersenyum kepada wartawan di New York pada Rabu (24/9/2025) waktu setempat.

Presiden Prabowo mengatakan Presiden Donald Trump merupakan orang yang humoris. Selain itu Kepala Negara mengaku dirinya tidak terlalu sadar saat melakukan gestur mengetuk meja tersebut saat berpidato.

"Saya sebetulnya juga tidak terlalu sadar bahwa saya ini ya (memperlihatkan gestur mengetuk meja)," ucap Prabowo.

Selain Trump, pidato Presiden Prabowo di sesi Debat Umum Sidang Majelis Umum PBB juga mendapat pujian dari sejumlah pemimpin negara lain seperti Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Menteri Luar Negeri Sugiono, pada sesi pengarahan media di Markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat, mengatakan bahwa pujian tersebut disampaikan secara langsung kepada Presiden Prabowo maupun melalui pesan elektronik kepada dirinya.

“Tadi setelah beliau berpidato, saya mendapat banyak pesan elektronik dari berbagai pimpinan negara ataupun lewat menteri luar negeri negara-negara lain yang memuji pidato Bapak Presiden,” kata Menlu Sugiono.

Menlu menyampaikan bahwa pujian diberikan atas isi pidato Presiden Prabowo yang dinilai menciptakan suasana terutama mengenai PBB yang telah hadir selama 80 tahun.

Selain Trump dan Erdogan, Menlu mencatat bahwa pujian secara langsung disampaikan oleh Presiden Peru Dina Ercilia Boluarte Zegarra dan Raja Yordania Raja Abdullah II bin Al Hussein yang turut menyampaikan pidato pada sesi sidang PBB tersebut.

“Semuanya nadanya sama karena yang disampaikan oleh Pak Presiden saya kira mewakili apa yang dirasakan sebagian besar negara-negara bahwa perlu ada satu badan atau organisasi seperti PBB ini yang tetap bisa berperan dalam menjaga perdamaian dunia dan bisa menjadi harapan, tumpuan harapan bagi kesetaraan dan inklusivitas,” jelas Sugiono.

Presiden Prabowo menyampaikan pidato pada Sidang Majelis Umum PBB pada urutan ketiga setelah Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Prabowo menyoroti beberapa hal penting. Di antaranya adalah keberhasilan Indonesia dalam mewujudkan swasembada beras sekaligus menyampaikan harapan agar dunia bersatu dalam perdamaian.

“Kita harus bertindak sekarang. Kita harus memperjuangkan tatanan multilateral di mana perdamaian, kemakmuran, dan kemajuan bukan hak istimewa segelintir, melainkan hak semua,” kata Prabowo

“Dengan PBB yang kuat, kita bisa membangun dunia di mana yang lemah tidak menderita karena kelemahannya, tetapi hidup dengan keadilan yang layak mereka terima,” imbuhnya.

Topik Media

Pidato Presiden Prabowo di PBB ini turut menjadi topik yang diberitakan sejumlah media arus utama, baik dalam negeri maupun internasional.

Salah satu media televisi nasional terkemuka di Indonesia bahkan membuat program khusus di kanal Youtube untuk memberikan video reaksi (live reaction) terhadap isi konten video ketika Presiden Prabowo berpidato.

Video live reaction Video reaksi langsung (live reaction) terhadap pidato Presiden Prabowo di Sidang Umum PBB tersebut bahkan dibubuhi judul "Dunia Gempar! Prabowo 8 Kali Gebrak Meja di Sidang PBB, Bikin Donald Trump Terpukau!

?Poin-poin utama yang dibahas dan menjadi sorotan adalah tindakan Presiden Prabowo menggebrak meja mimbar sebanyak delapan kali saat berpidato.

Presiden Prabowo disebut mengejutkan Sidang Umum PBB dengan menggebrak meja sebanyak delapan kali. Aksi ini disebut sebagai ciri khas Prabowo dan terjadi saat menyampaikan penekanan pada isu-isu tertentu.

Gebrakan meja tersebut dikaitkan dengan delapan poin isu penting yang disampaikan oleh Prabowo. Tujuh dari delapan poin tersebut sangat terkait dengan isu Palestina, yakni penderitaan warga Palestina, kritik terhadap agresi militer Israel, seruan keadilan dan pengakuan hak Palestina, penolakan atas standar ganda dunia, seruan solidaritas antar negara, tekanan pada negara kuat agar tidak menindas, pernyataan kesiapan Indonesia untuk ikut membangun rekonstruksi Palestina, serta penekanan pada perdamaian dan stabilitas global.

?Prabowo juga dipandang menyampaikan pidatonya tanpa terpaku pada teleprompter, menunjukkan bahwa beliau sangat menguasai dan memahami pesan yang ingin disampaikan.

Pidato Presiden Prabowo di Sidang Umum ke-80 PBB juga menjadi sorotan utama media internasional. Sejumlah media arus utama di Malaysia mayoritas mengangkat pernyataan Prabowo Subianto tentang pengakuan negara Palestina, serta solusi dua negara atas persoalan Israel-Palestina.

Kantor Berita Malaysia Bernama misalnya, mengangkat sudut pandang berita tentang apresiasi Prabowo terhadap negara-negara yang mengakui Palestina. Bernama juga mengangkat pernyataan Prabowo tentang pentingnya mengakhiri perang di Gaza.

Selain itu media The Star Malaysia mengangkat topik serupa, serta mengutip pernyataan Prabowo bahwa jaminan keamanan kepada Israel juga harus diberikan, demi perdamaian sejati. Sementara Berita Harian Malaysia dan Astro Awani, memberitakan ucapan Prabowo tentang pentingnya solusi dua negara untuk mengatasi persoalan Israel-Palestina.

Salah satu media terkemuka yang berbasis di Singapura, Channel News Asia (CNA) secara khusus juga mengangkat poin-poin penting dari pidato tersebut. CNA, yang juga mengutip AFP, menggarisbawahi posisi tegas Indonesia dalam konflik Israel-Palestina dan tawaran konkret yang diajukan di panggung dunia.

Dalam laporannya, CNA menyoroti bagaimana Presiden Prabowo tidak hanya menyampaikan retorika, tetapi juga mengajukan sebuah komitmen militer yang signifikan. Media tersebut menekankan bahwa tawaran ini diajukan sebagai bagian dari upaya untuk menegakkan perjanjian damai di masa depan.

"Indonesia siap mengirim setidaknya 20.000 tentara sebagai penjaga perdamaian ke Gaza," tulisnya mengutip langsung pernyataan Prabowo, Rabu (24/9/2025).

Dilaporkan juga bagaimana Indonesia adalah kontributor signifikan bagi Pasukan Penjaga Perdamaian PBB. Hal ini, menurut laporan tersebut, menambah bobot dan keseriusan dari tawaran yang disampaikan Prabowo.

Tidak hanya terbatas pada Gaza, media ini juga memberitakan bahwa kesiapan Indonesia untuk mengirim pasukan perdamaian berlaku untuk zona konflik lainnya seperti Ukraina, Sudan, atau Libya.

Poin lain yang menjadi fokus utama dalam pemberitaan adalah pernyataan Prabowo mengenai hubungan diplomatik dengan Israel. Media tersebut secara gamblang melaporkan posisi baru Indonesia yang lebih terbuka namun bersyarat.

"Prabowo menyebutkan bahwa Indonesia akan mengakui Israel sebagai negara berdaulat setelah Israel mengakui negara Palestina," demikian kutipannya.

Hingga saat ini, Indonesia dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik formal. Meski begitu, media tersebut menyoroti dukungan penuh Prabowo untuk solusi dua negara.

"Selain tawaran militer dan syarat diplomatik, Indonesia merasa terdorong oleh gelombang negara-negara yang baru-baru ini mengakui negara Palestina," tambah media itu.

Banyak yang menarik dari pidato Presiden Prabowo yang membuat media internasional terus menyorotkan perhatiannya. Bukan hanya karena isi pidatonya yang berapi-api, tetapi juga karena salam yang ia ucapkan setelah menutup pidato.

Media Israel, Times of Israel, menulis artikel berjudul “"At UN, Indonesian president says guaranteeing Israel’s security is key to peace, ends speech with, ‘Shalom’." Media itu menyoroti bagaimana Prabowo mengakhiri pidatonya dengan kata “Shalom.”

“Shalom” berasal dari bahasa Ibrani yang artinya damai. Namun maknanya lebih luas, mencakup kesejahteraan, keutuhan, kesehatan, keharmonisan, keselamatan, serta hubungan yang baik dengan Tuhan, sesama, dan alam.

Media India, The Times of India, juga menyoroti bagian lain ketika Prabowo mengucapkan “Om Shanti Shanti Shanti Om.” Frasa ini dari tradisi Hindu, yang berarti doa untuk kedamaian - damai di hati, damai di dunia, dan damai yang abadi.

Menurut The Times of India, penyertaan salam dari berbagai tradisi itu menunjukkan harapan Prabowo agar dunia menjadi tempat di mana kaum lemah tidak lagi menderita, tetapi bisa hidup dalam keadilan yang layak mereka dapatkan.

Api Bangga

Brigjen TNI (Purn) M.J.P. Hutagaol menyebut kata-kata yang keluar dalam pidato Presiden Prabowo bukan sekadar suara, tapi denyut nadi bangsa, menembus ruang sidang, menembus kesadaran dunia.

“Ketika mikrofon mati dunia tak kehilangan gema pidato. Sebab keberanian dan ketegasan beliau lebih kuat daripada alat apapun. Setiap kalimat tentang kemerdekaan Palestina, kritik terhadap kolonialisme, dan tekad Indonesia menjadi resonansi yang terus bergema, membekas di hati delegasi yang hadir,” ujarnya.

Seperti Soekarno, yang 1960 mengguncang dunia dengan nasionalisme membara, dan Gus Dur, yang menenangkan sekaligus menyentuh hati dengan humor dan kebijaksanaan, Prabowo hadir membawa kombinasi baru: tegas, berani, langsung, namun sarat pesan moral dan kebanggaan bangsa.

“Di podium itu, Prabowo bukan sekadar berbicara. Beliau menyalakan api rasa bangga, mengingatkan dunia bahwa Indonesia tidak diam. Indonesia hadir, berani bersuara, berdiri tegak, dan memiliki jiwa besar,” ungkapnya.

Pidato ini bukan hanya kata-kata. Ia adalah gema sejarah, nyala semangat para pemimpin besar, dan cahaya bagi generasi yang melihat bahwa kepemimpinan sejati bukan ditentukan oleh waktu, tapi oleh keberanian berbicara ketika dunia mendengar.

Di setiap jeda, di setiap intonasi, di setiap gerak tangan terdengar satu pesan yang jelas: Indonesia hadir, Indonesia berani, Indonesia mengguncang dunia dengan kebenaran dan moralitasnya.

Sementara, Guru Besar Universitas Negeri Makassar (UNM) Prof. Harris Arthur Hedar menilai pidato Presiden Prabowo pada Sidang Majelis Umum PBB menjadi simbol kepercayaan diri bangsa Indonesia dan diplomasi kebenaran.

Pasalnya, kata dia, momentum langka sekaligus penting dalam perjalanan diplomasi Indonesia tersebut bukan hanya sekadar ritual tahunan seorang kepala negara, melainkan turut menampilkan gaya kepemimpinan yang tegas, percaya diri, dan berakar pada kebenaran moral yang universal.

"Dia tidak tampil dengan kalimat yang berliku, tetapi dengan bahasa yang lugas menyuarakan kebenaran. Kata-katanya sederhana namun penuh bobot," ujar Prof. Harris dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (25/9/2025).

Menurutnya, hal itu merupakan retorika khas yang membuat pidato Presiden Prabowo tak hanya terdengar, tetapi juga dirasakan.

Dikatakan bahwa Prabowo menggunakan kutipan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia sebagai landasan moral, menegaskan bahwa kesetaraan manusia bukan sekadar jargon, melainkan prinsip yang harus diperjuangkan.

Dalam pandangan Harris, hal yang paling menonjol dalam momen tersebut, yakni keberanian Prabowo menyuarakan keadilan bagi Palestina, sebuah isu klasik namun selalu relevan.

Prabowo menegaskan dunia tidak boleh diam atas penderitaan rakyat Palestina. Namun menariknya, kata dia, Presiden juga menyebut pentingnya menghormati keamanan Israel.

“Ini lah keseimbangan diplomatik yang jarang disentuh secara terbuka. Berpihak pada keadilan tanpa menutup pintu dialog," tuturnya.

Dia berpendapat posisi tersebut menegaskan Indonesia sebagai jembatan moral yang tetap tegak di atas prinsip, tetapi tidak menutup diri dari realitas geopolitik.

Harris juga menyebut pidato Prabowo yang ditutup dengan salam lintas agama sebagai penutup yang sederhana, namun sarat makna.

Disebutkan bahwa dalam satu tarikan napas, Prabowo memproyeksikan wajah Indonesia sebagai bangsa multikultural, religius, dan toleran. (ant/pas)

Rating Prabowo Sedang Tinggi di Dunia

Pernyataan Prabowo di Sidang Majelis Umum PBB ke-80 juga menuai beragam tanggapan positif dari para pengamat dan tokoh nasional.

Pengamat hubungan internasional Universitas Padjadjaran, Teuku Rezasyah mengatakan rating Presiden Prabowo sedang tinggi di dunia menyusul pidato perdana dalam sesi debat umum Sidang Majelis Umum PBB.

Teuku mengatakan Presiden Prabowo diterima oleh berbagai organisasi dunia, termasuk BRICS, Gerakan Non-Blok (GNB), Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), hingga G7.

“Pak Prabowo mungkin ratingnya sedang tinggi di dunia ini. Beliau diterima di mana-mana. Barat tidak menolak beliau. BRICS tidak menolak beliau. GNB tidak menolak beliau. OKI, sama-sama. Kemudian, G7 tidak menolak beliau,” kata Teuku saat menjadi pembicara dalam sebuah diskusi, kemarin.

Menurut dia, momentum tersebut merupakan modal bagi Presiden untuk menunjukkan bahwa Indonesia mempunyai kekuatan dan mampu menjadi perekat antarkawasan. Momentum itu perlu dimanfaatkan dengan diiringi upaya kuat yang dilakukan terus-menerus.

“Sekaranglah peranan Pak Prabowo berperan sebagai tokoh dunia yang diterima di banyak kawasan dan beliau itu membuktikan kualitas dirinya sebagai integrator, sebagai komunikator, dan sebagai penyambung antarkawasan,” ucapnya.

Teuku meyakini jika momentum kepercayaan dunia dimanfaatkan sebaik-baiknya, ditambah dengan dukungan masyarakat, Indonesia bisa menjadi negara dengan kekuatan global di posisi tengah (qualified middle power).

“Saya berharap, kedatangan Pak Prabowo kemarin ke New York, itu membuktikan inilah citra Indonesia: penuh percaya diri, kami bersama rakyat, dan citra kami lebih baik daripada yang Anda dengar dari media Anda sendiri. Semoga ini menjadi momentum untuk membangkitkan Indonesia,” ucapnya.

Senada, Wakil Ketua Umum Bidang Analisis Kebijakan Makro Ekonomi Kamar Dagang dan Industri Indonesia Aviliani mengatakan Presiden Prabowo tengah diperhitungkan di mata dunia. Ia melihat hal ini sebagai momentum baik bagi ekonomi Indonesia.

“Memang Pak Prabowo sekarang di mata dunia itu sangat diperhitungkan. Ini sebenarnya adalah momentum baik, kalau orang sudah dipercaya, itu mau minta apa saja pasti bisa,” ucap Aviliani dalam kesempatan yang sama.

Menurut dia, momentum tersebut harus dimanfaatkan dengan mempersiapkan birokrasi di dalam negeri. Sebab, bagi Aviliani, birokasi menjadi permasalahan dari tahun ke tahun yang menyebabkan investasi tidak maksimal masuk ke Indonesia.

“Jangan sampai sudah dipercaya, ketika mereka masuk ke sini, banyak persoalan yang mereka akhirnya tidak jadi. Pak Prabowo sudah di depan, yang di belakangnya yang mesti dibereskan,” ujarnya.

Pengamat Hubungan Internasional Universitas Indonesia, Suzie Sudarman, juga menilai kredibilitas Prabowo sebagai pemimpin sangat penting dalam menyampaikan pesan diplomasi di forum dunia.

Dengan latar belakang militer sebagai anggota TNI, Prabowo dianggap mampu mewakili posisi Indonesia sebagai kekuatan nyata. Meski gagasan two-state solution masih bersifat abstrak, kehadiran Prabowo di PBB memperkuat legitimasi Indonesia di mata internasional.

Dari kalangan legislatif, Syahrul Aidi Maazat, anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS, menyebut kehadiran langsung Presiden Prabowo di forum PBB sebagai bentuk kemajuan besar dalam diplomasi Indonesia.

Menurutnya, keberanian dan suara lantang Prabowo menunjukkan sikap tegas Indonesia untuk berada di garda terdepan memperjuangkan kemerdekaan Palestina.

Sebagai salah satu negara terbesar di dunia, Indonesia dinilai pantas menjadi motor diplomasi internasional dalam isu Palestina.

Sementara itu, Muhammad Husein, Koordinator IGPC (Indonesia Goes to Peaceful Campaign), mengapresiasi sikap terbuka dan lugas Presiden Prabowo. Namun, ia juga memberikan catatan kritis terkait tantangan di era digital.

Menurutnya, media Israel justru menyoroti pernyataan Prabowo yang menyinggung komitmen untuk menjamin keamanan Israel, meskipun konteks penuh pidatonya adalah dukungan kuat kepada Palestina. Hal ini menunjukkan pentingnya strategi komunikasi diplomasi yang lebih berhati-hati dalam menghadapi sorotan global. (ant)

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda