PONTIANAK, SP - Sudah lebih dari dua bulan lamanya layanan penyeberangan feri utama di Kota Pontianak, yaitu rute Bardanadi–Siantan, tidak beroperasi (tutup sementara).
Kondisi ini memicu keluhan dari masyarakat, terutama para pengguna jalan yang selama ini mengandalkan transportasi air tersebut.
Nurdin, warga Pontianak Barat mengatakan, sejak feri penyeberangan (pelampong) tidak beroperasi, dirinya harus menggunakan menggunakan Jembatan Kapuas I dan Jembatan Kapuas II untuk menyeberang ke Pontianak Utara.
"Ya ngeluh juga kalau tidak ada pelampong. Jarak tempuh jadi lebih jauh, dan memakan waktu lebih lama. Belum lagi kalau pas kena macet di jembatan Kapuas" ujar pekerja harian ini.
Menurut Nurdin, kapal ferry tidak beroperasi karena harus menjalani perbaikan. Kondisi ini (tutup sementara) sudah berlangsung lebih dari dua bulan lamanya.
"Kita warga hanya bisa berharap. Seharusnya pengelola dapat menyediakan kapal feri cadangan agar layanan penyeberangan tidak terhenti total selama proses docking. Kalau sampai berbulan-bulan tutup karena proses docking, kan kami juga yang susah," keluhnya.
Dia pun berharap layanan penyeberangan ferry dapat segera difungsikan kembali.
Sementara itu, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Pontianak menargetkan penyeberangan kapal feri rute Bardanadi–Siantan akan kembali beroperasi dalam dua pekan ke depan.
Saat ini, kapal feri tersebut tengah menjalani proses perawatan (docking) di galangan.
Kepala Dishub Pontianak, Yuli Trisna Ibrahim, mengatakan, docking dilakukan sebagai bagian dari prosedur keselamatan berlayar yang wajib dijalankan setiap periode tertentu.
"Ini kendala teknis. KSOP sebagai pemberi izin berlayar tidak mau sembarangan. Kalau waktunya kapal harus naik dok untuk perawatan, itu wajib dilakukan demi keselamatan,” jelas Yuli, kemarin.
Yuli menjelaskan, perawatan kali ini memakan waktu lebih lama dari biasanya. Hal itu disebabkan panjangnya antrean kapal yang juga sedang menjalani proses serupa di galangan.
"Biasanya perawatan selesai dalam 12 sampai 14 hari. Tapi sekarang agak panjang karena antrian. Kapalnya baru dapat giliran naik dok, sekarang dalam tahap penyelesaian akhir,” ujarnya.
Ia menegaskan, pihaknya menargetkan dalam waktu satu hingga dua minggu ke depan, kapal sudah kembali beroperasi melayani penyeberangan di Sungai Kapuas.
"Dalam waktu seminggu atau dua minggu sudah operasional lagi (kita) masih nunggu laporan dari Manager Jembatan Nusantara," katanya.
Selama penyeberangan ditutup, Dishub memastikan masyarakat tetap bisa menyeberang menggunakan jembatan duplikasi Sungai Kapuas. Jalur tersebut menjadi alternatif utama sementara waktu bagi pengendara roda dua maupun roda empat.
"Masih ada alternatif lewat jembatan duplikasi yang bisa dimanfaatkan masyarakat,” tutur Yuli.
Rute Bardanadi–Siantan merupakan salah satu jalur transportasi air vital di Pontianak yang menghubungkan dua sisi Sungai Kapuas. Selain warga, jalur ini juga kerap digunakan kendaraan logistik, pedagang, serta pekerja harian yang beraktivitas di kawasan seberang.
Warga berharap, setelah proses perawatan rampung, kapal feri bisa kembali beroperasi lebih optimal dan aman bagi pengguna jasa penyeberangan. (din)