PONTIANAK, SP - Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) bersama Majelis Perempuan Melayu Kalbar (MPMKB) menginisiasi seminar yang mengangkat tema Pakem Busana Daerah Kalbar Sebagai Sumber Kreasi Produk Ekonomi Kreatif.
Seminar tersebut bertujuan memunculkan kekhasan busana melayu Kalbar yang menjadi pembeda dengan daerah lain.
Seperti diketahui Provinsi Kalbar menjadi bagian dari kesatuan daerah yang didiami penduduk melayu dengan jumlah yang cukup besar di Indonesia. Budaya, bahasa, adat istiadat, hingga busana khas melayu pada dasarnya memiliki kesamaan antara satu wilayah dengan wilayah lain.
Sehingga diperlukan pakem-pakem khas busana melayu Kalbar yang dirumuskan lewat seminar tersebut. Untuk selanjutnya bakal dituangkan lewat narasi dan buku.
Seminar itu juga dirangkaikan dengan lomba busana Baju Kurung dan Telok Belanga, mengangkat tema Meneguhkan Identitas Budaya Melayu Kalbar Dalam Khazanah Budaya Nusantara.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalbar Harisson yang membuka kegiatan tersebut menyampaikan Provinsi Kalbar sebagai salah satu provinsi yang dihuni penduduk melayu terbesar di Indonesia. Tentu memiliki pakem busana tersendiri yang membedakan dengan busana melayu daerah lain.
"Melayu ini kan ada di Kalbar, Sumatera Utara, Riau dan beberapa daerah lainnya di Indonesia. Sebenarnya busananya memiliki kemiripan, yang kita cari sebenarnya pakem busana melayu (khas) Kalbar. Sehingga dapat diketahui pembeda busana melayu di Kalbar, Sumatera Utara, Riau dan lainnya," ungkap Sekda Kalbar Harisson pada Senin (12/12/2022).
Dirinya menambahkan dalam rangka memperkuat pakem busana melayu tersebut, digelar diskusi lewat seminar yang melibatkan budayawan melayu, serta perancang busana yang ada di Kalbar. Ketika sudah didapat pakem yang benar-benar khas Kalbar, selanjutnya tinggal dikembangkan untuk mendukung sektor ekonomi kreatif di provinsi ini.
"Muaranya tentu untuk pengembangan ekonomi kreatif dari pakem busana melayu yang nanti sudah kita patenkan," ujarnya.
Harisson mengungkapkan, busana melayu khas Provinsi Kalbar tentu memiliki kekhasan tersendiri. Sehingga keunikan itu bisa dikembangkan melalui ekonomi kreatif dan menjadi daya tarik bagi masyarakat maupun orang yang berkunjung ke Kalbar.
"Busana melayu ini bisa kita ekspor ke daerah lain bahkan luar negeri. Selain itu dengan seminar ini juga merupakan upaya kita untuk menjadikan warisan budaya tak benda," jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Disporapar Kalbar Windy Prihastari mengatakan, pihaknya dalam fungsi yang mencakup kepemudaan, olahraga, pariwisata dan ekonomi kreatif sangat mendukung pengembangan dari sektor-sektor tersebut.
Seperti sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, yang menurutnya merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keduanya saling berhubungan antara satu dengan yang lain, maka pengembangan kepariwisataan juga harus didukung dengan ekonomi kreatif.
"Kegiatan kali ini dalam rangka pengembangan ekonomi kreatif yakni mengambil tema Pakem Busana Daerah Kalbar Sebagai Sumber Kreasi Produk Ekonomi Kreatif. Kita ketahui busana melayu di Kalbar kan bermacam-macam," kata Windy.
Sehingga pihaknya bekerja sama dengan MPMKB Kalbar sebagai wadah bagi perempuan melayu melaksanakan seminar tersebut. Hasil dari seminar itu nantinya bakal dijadikan sebuah buku yang menjadi panduan bersama pakem-pakem busana melayu yang benar-benar khas Kalbar.
"Selain itu kami juga melaksanakan lomba busana, yang dipilih juri berdasarkan kriteria yang masuk dalam pakem-pakem tersebut. Intinya ke depan kita (Kalbar) sudah mempunyai buku, dan narasi pakem busana melayu khas Kalbar," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum MPMKB Sulha Akhmad menyampaikan terima kasih kepada Disporapar Kalbar yang telah memberikan kesempatan kepada MPMKB untuk berkiprah melaksanakan kegiatan seminar dan lomba busana melayu Kalbar.
Ke depan pihaknya akan selalu siap mendukung program-program Disporapar Kalbar, terutama yang berkaitan dengan budaya melayu.
"Tujuan utama kegiatan ini untuk melestarikan budaya melayu sebagai unsur penting kekuatan budaya nasional. Lalu sebagai identitas orang melayu lewat budaya yang dikenakan, memperteguh marwah dan jati diri orang melayu. Juga sarana mengakrabkan seni budaya melayu kepada masyarakat non melayu baik lokal maupun nasional," pungkasnya. (din)