PONTIANAK, SP - Niat baik dari berbagai kalangan untuk membantu menurunkan angka stunting di Kalimantan Barat (Kalbar) terus mengalir.
Mulai dari perusahaan, komunitas, hingga individu menunjukkan kepeduliannya. Namun, masih banyak yang belum tahu bagaimana menyalurkan bantuan secara langsung dan tepat sasaran.
Melihat hal ini, BKKBN Kalbar menghadirkan solusi melalui Program GENTING (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting), yang memfokuskan pendekatannya pada pemanfaatan data keluarga berisiko stunting (KRS) yang akurat hingga tingkat desa.
Program ini menjadi jembatan antara donatur dan penerima manfaat secara langsung. Data yang dimiliki memungkinkan bantuan diberikan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan spesifik, baik untuk ibu hamil, ibu menyusui, maupun anak usia di bawah dua tahun (baduta).
Menurut Teo, anggota Tim Kerja Peran Serta Masyarakat BKKBN Kalbar, pendekatan berbasis data ini sangat penting agar intervensi tidak meleset dari sasaran.
“Kami ini menjual data, dalam arti kami memiliki data valid yang bisa digunakan oleh calon orang tua asuh untuk memberikan bantuan yang benar-benar dibutuhkan,” ujarnya, Kamis (16/10/2025).
Donatur juga diberikan keleluasaan memilih lokasi penyaluran bantuan. Bahkan, mereka bisa menentukan kelompok sasaran secara langsung. Dengan begitu, potensi terjadinya tumpang tindih bantuan dapat diminimalkan.
GENTING merupakan bentuk nyata dari semangat gotong royong dalam format pentahelix, yang melibatkan pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas, media, hingga individu.
“Program ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Semua unsur harus terlibat karena ini menyangkut masa depan generasi,” tegas Teo.
Adapun bentuk bantuan yang dapat disalurkan mencakup pemenuhan kebutuhan dasar seperti gizi seimbang, sanitasi yang layak, akses air bersih, dan hunian sehat, serta dukungan tambahan seperti edukasi keluarga dan pelatihan pola asuh.
“Banyak perusahaan punya program CSR tapi bingung menyalurkannya ke mana. Lewat program ini, kami bisa arahkan langsung ke keluarga yang benar-benar membutuhkan, karena kami punya datanya,” pungkas Teo. (*)