Melawi,SP - Angka penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) perlu diwaspadai masyarakat Melawi. Mengingat saat ini, tercatat ada ratusan kasus DBD yang didominasi Kecamatan Nanga Pinoh. Dua warga pun menjadi korban meninggal dunia akibat terserang DBD.
Berdasarkan data Dinkes Melawi menyebutkan hingga September minggu ketiga, kasus terkonfirmasi DBD mencapai 178 kasus. Dari kasus tersebut, sebanyak 2 pasien meninggal dunia akibat penyakit yang dibawa nyamuk aedes aegypti tersebut.
Sekretaris Dinkes Melawi, Ahmad Darmawan mengatakan data 178 kasus DBD yang diterima pihaknya menjalani pengobatan tersebar di RSUD dan rumah sakit swasta di Nanga Pinoh.
“Sedangkan warga yang terkonfirmasi dua orang meninggal dunia berasal dari Desa Laman Bukit, Kecamatan Belimbing dan dari Desa Kenual, Kecamatan Nanga Pinoh,” kata Ahmad Darmawan, belum lama ini.
Wawan, sapaan akrabnya menjelaskan, adapun kasus DBD tertinggi saat ini berada di Kota Nanga Pinoh dengan jumlah 101 kasus dan di Kecamatan Belimbing wilayah Desa Pemuar mencapai 22 kasus. Dengan situasi tersebut, Darmawan mengajak masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat di rumah dan lingkungan masing-masing.
“Selain itu menjalankan arahan pemerintah seperti 3M yaitu menguras, mengubur dan menutup rapat tempat penampungan air,” pesannya.
Sebelumnya, Wakil Bupati Melawi, Kluisen, meminta agar Dinkes Melawi untuk segera mengantisipasi penyebaran tersebut, sehingga tidak banyak korban kasus DBD yang meninggal maupun dirawat di rumah sakit. Menurut Kluisen, kasus ini harus segera diantisipasi.
“Harus ada langkah-langkah antisipatif penanganan terhadap kasus tersebut. Sebab, kasus ini sangat berbahaya dan mematikan,” ujarnya.
Sementara itu, Pj Wali Kota Singkawang Sumastro menjelaskan, dalam periode September 2023 hingga awal Oktober 2023 tercatat 68 kasus demam berdarah dengue (DBD) di daerah itu, dan dua orang warga yang terjangkit penyakit tersebut meninggal dunia.
"Saya mengimbau seluruh masyarakat untuk melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan masing-masing dengan 3M, untuk mengantisipasi penyebaran kasus DBD di Kota Singkawang," katanya di Singkawang, Senin.
Intensitas curah hujan yang tinggi akhir-akhir ini di Kota Singkawang dikhawatirkan berpotensi menjadi media berkembangbiaknya Aedes aegypti dan penyebaran kasus demam berdarah (DBD) di Kota Singkawang.
"Data Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat mencatatkan per tanggal 27 September 2023 terdapat 3.047 kasus DBD dan menyebabkan 34 orang meninggal dunia, sementara di Singkawang, terdapat 68 kasus DBD dan 2 penderita meninggal dunia," katanya.
Disebutkan Sumastro, dengan menguras atau membersihkan tempat penampungan air, menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, tong air dan tempayan.
"Membersihkan dan memanfaatkan kembali barang-barang bekas di sekitar rumah yang dapat menampung air hujan," tuturnya.
Selain itu, lanjut Sumastro, pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan bubuk abate pada tempat penampungan air. "Masyarakat bisa mendapatkan bubuk abate secara gratis di puskesmas-puskesmas di Kota Singkawang," katanya.
Ia juga mengimbau, apabila ada anggota keluarga terutama anak-anak yang mengalami demam untuk segera mendatangi puskesmas, klinik atau fasilitas kesehatan lainnya untuk dilakukan penanganan medis.
"Kepada masyarakat yang anggota keluarganya menderita DBD, mohon untuk bekerjasama dengan petugas puskesmas untuk dilakukan penyelidikan epidemiologi di sekitar rumah penderita untuk menentukan tindakan pencegahan yang tepat seperti fogging atau tindakan lainnya," kata Sumastro.
Ia meminta kepada jajaran dinas kesehatan, puskesmas, camat, lurah, ketua RT dan ketua RW untuk mendorong peran serta masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit DBD melalui kegiatan PSN secara berkesinambungan.
"Mari, jaga keluarga kita dari penyakit demam berdarah dengan selalu menjaga kebersihan lingkungan di sekitar kita," tuturnya. (eko/ant)