Melawi post authorKiwi 19 Maret 2021

Melawi Nihil Desa Sangat Tertinggal

Photo of Melawi Nihil Desa Sangat Tertinggal SOSIALISASI - Bupati Melawi, Dadi Sunarya membuka sosialisasi IDM, di Nanga Pinoh, Kamis (18/3). IST

KAPUAS RAYA, SP - Pemkab Melawi menggelar Sosialisasi Indeks Desa Membangun (IDM) di salah satu hotel di Nanga Pinoh, Kamis (18/3). Dari data terbaru, sudah tak ada lagi desa yang masuk kategori sangat tertinggal.

Kepala Bappeda Melawi, Jaya Sutardi mengatakan, saat ini kabupaten Melawi sudah tidak ada lagi desa berstatus Sangat Tertinggal. Hal ini karena adanya pemutakhiran data Indeks Desa Membangun (IDM).

"IDM merupakan indeks komposit yang dibentuk berdasarkan tiga indeks, yaitu Indeks Ketahanan Sosial (IKS), Indeks Ketahanan Ekonomi (IKE), dan Indeks Ketahanan Lingkungan (IKL). Jadi, ketiga unsur ini bekerja sebagai dimensi yang memperkuat gerak proses dan pencapaian tujuan pembangunan masyarakat desa," jelasnya.

Jaya mengatakan di tahun 2020, status desa hasil pemutakhiran data IDM desa mandiri ada delapan desa, desa maju ada 14 desa, desa berkembang 48 desa, dan desa tertinggal sebanyak 99 desa. 

“Di tahun 2021 ini, kita usulkan desa mandiri sebanyak 12 desa, antara lain kecamatan Belimbing tiga Desa. Pemuar, Batu Ampar dan Batu Nanta, kemudian Ella Hilir, Nanga Ella Hilir dan Popai," ujarnya.

Berikutnya, kata Jaya, Kecamatan Menukung yakni Desa Menukung Kota, kemudian Kecamatan Sayan yakni Desa Lingkar Indah, Kecamatan Tanah Pinoh ada Desa Batu Begigi dan Lokajaya, kemudian kecamatan Sokan ada Desa Nanga Sokan.

 "Dan di Kecamatan Pinoh Selatan adanya Nanga Pintas dan di Belimbing Hulu ada Tiong Keranjik,” kata Jaya.

Sementara itu, Bupati Melawi, Dadi Sunarya, saat membuka kegiatan ini menyampaikan IDM sebagai alat ukur kemandirian sebuah desa diharapkan dapat melibatkan partisipasi masyarakat sebagai fungsi kontrol, sehingga hasil dari IDM merupakan nilai yang sebenar-benarnya. 

"Besar harapan saya untuk tahun 2021 ini, target desa mandiri yang telah kita usulkan tahun 2020 sebanyak 12 desa dapat tercapai," ujarnya.

Dadi sendiri mengaku bingung karena pada 2020, Kabupaten Melawi masih dianggap sebagai kabupaten termiskin di Kalbar. Padahal kenyataan di lapangan, tidaklah demikian.

“Ternyata masalahnya ada pada data. Maka dari itu, kita berharap pendataan jangan hanya dilakukan di atas meja saja,” ungkapnya.

Ke depan, kata dia, pendataan harus dilakukan secara maksimal. Pemerintah siap menganggarkan dana yang besar untuk kepentingan pendataan. Namun ia mengingatkan, agar pendataan jangan hanya di atas meja.

“Minta tolong, Bappeda, Pemdes dan pendamping desa, lakukan pendataan secara maksimal. Harapannya agar data menjadi lebih baik," pesannya. (eko/lha)

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda