Regional post authorAju 01 Oktober 2022

Mafia TBS Kelapa Sawit Berkeliaran di Kalimantan Barat, Ancam Kehidupan Ribuan Petani

Photo of Mafia TBS Kelapa Sawit Berkeliaran di Kalimantan Barat, Ancam Kehidupan Ribuan Petani Kejaksaan Agung sita kebun sawit milik Surya Darmadi di Kabupaten Bengkayang. Mafia TBS ancam kelangsungan hidup ribuan petani di Kalimantan Barat.

PONTIANAK,  SP  - Mafia Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit meresahkan pengusaha perkebunan dan ancam kehidupan ribuan petani, dan sudah amat sangat meresahkan.

Para mafia yang jumlahnya hanya sekitar 30-an orang dan sebagian besar berasal dari luar Provinsi Kalimantan Barat, memonopoli jaringan pembelian TBS pada tingkat petani.

Parahnya lagi, aringan mafia memiliki koneksi ke pabrik pengolahan minyak mentah kelapa sawit, Crude Palm Oil (CPO). Petani hanya boleh jual TBS lewat jaringan mafia tadi.

“Jaringan mafia berani beli TBS petani dengan harga lebih mahal dari penetapan Gubernur atau Bupati,” kata Greogrius U’us di Ngabang, Sabtu, 1 Oktober 2022.

Mafia TBS petani, selalu ada pada sentra-sentra perkebunan petani, terutama di Kabupaten Ketapang, Bengkayang, Sambas, Bengkayang, Landak, Sanggau, Sekadau dan Sintang.

Para mafia memiliki akses langsung kepada pemilik pabrik CPO tanpa kebun plasmaBS kelapa sawit petani hanya bisa masuk ke pabrik dengan harga standard jika lewat mereka.

Kalaupun bisa jual langsung ke pabrik, tapi harga satuan jauh lebih rendah dari para mafia, dan selalu ada potongan penyusutan di atas 25 persen.

Gregorius U’us, warga masyarakat di Kota Ngabang, Ibu Kota Kabupaten Landak, mengatakan, sudah banyak sekali keluhan masyarakat, tapi tidak satupun ditindak, dan mereka bisa dengan bebas lakukan aksinya.

Kendati berani beli harga TBS di luar penetapan Pemerintah Daerah, tapi setiap kali harga jatuh, sama sekali tidak ada tanggungjawab para mafia untuk membantu para petani.

Kalau harga jatuh, pemilik pabrik pengolahan CPO, langsung tidak terima buah dari petani, sehingga tidak ada tempat mengadu bagi para petani kelapa sawit.

“Dalam sepuluh tahun terakhir, kelihatan sekali kesannya patut diduga Pemerintah Daerah dan aparat keamanan tidak berdaya menertibkan para mafia TBS,” kata Gregorius U’us.

Pengurus Gabungan Pengusaha Perkebunan (GAPKI) Provinsi Kalimantan Barat, Idwar Hanis, mengatakan, masalah ini berlangsung cukup lama, sehingga mesti ditertibkan.

Dikatakan Idwar Hanis, “Kalau dibiarkan terus-terusan, nasib petani kelapa sawit nanti sama dengan nasib para petani karet. Tidak ada yang peduli kalau terus-terusan dibiarkan.”

Menurut Idwar Hanis, keberadaan para mafia TBS selalu menimbulkan permasalahan social pada dua sisis.

Pertama, ada kolerasi dengan terus meningkatnya pencurian TBS milik perusahaan dan sepertinya patut diduga dipasok kepada pabrik-pabrik CPO yang tidak memiliki kebun.

Kedua, ketika harga satuan CPO jatuh pada tingkat nasional dan internasional, para mafia tidak punya tanggungjawab, ketika pabrik yang tidak punya kebun, menutup aktifitasnya.

Idwar Hanis, mengatakan, “Pemerintah dan aparat keamanan diharapkan bisa mempertimbangkan nasib petani dan kondusifitas pelaku usaha di Kalimantan Barat.” ***

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda